Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kontainer Langka, Kadin: Bisa Hambat 15 Persen Devisa Ekspor Nonmigas

Kadin masih melakukan pencatatan ihwal dampak kelangkaan kontainer itu bagi kegiatan ekspor dalam negeri. 
Suasana di Pelabuhan Kuala Tanjung Port and Industrial Estate. /Dok. Pelindo 1
Suasana di Pelabuhan Kuala Tanjung Port and Industrial Estate. /Dok. Pelindo 1

Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid memperkirakan 15 persen dari capaian ekspor non migas pada tahun ini terhambat akibat kelangkaan kontainer sejak semester kedua tahun lalu. 

Berdasarkan data milik Kementerian Koperasi dan UKM pada 2019, nilai ekspor produk usaha mikro, kecil dan menengah mencapai Rp339,1 miliar atau 15 persen dari realisasi ekspor non migas saat itu. Arsjad mengatakan produk ekspor dari industri UMKM relatif terdampak serius dari kelangkaan kontainer tersebut. 

“Maka dapat diperkirakan sekitar angka tersebutlah potensi devisa yang terhambat,” kata Arsjad melalui keterangan tertulis kepada Bisnis, Kamis (30/9/2021). 

Apalagi, Arsjad menuturkan kebutuhan kontainer untuk ukuran 40 high cube atau HC jarang ditemukan di pasar sementara digunakan bagi produk mebel dan kerajinan tangan. Arsjad mengatakan Kadin masih melakukan pencatatan ihwal dampak kelangkaan kontainer itu bagi kegiatan ekspor dalam negeri. 

“Tapi yang jelas ini menghambat produk ekspor kita atas komoditi yang menggunakan kontainer. Terutamanya produk nonmigas UKM. Karena mereka tidak memiliki kontrak jangka panjang dengan buyer,” kata dia. 

Di sisi lain, komoditas manufaktur, barang elektronik, besi baja relatif memiliki kontrak dengan pembeli. Dengan demikian, komoditas itu mendapatkan prioritas dari main line operator (MLO) atau pemilik kontainer. 

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan Indonesia kesulitan untuk merebut pasar ekspor yang ditinggalkan China buntut dari kelangkaan kontainer yang mencapai 5.000 unit setiap bulannya. 

“Dampak dari kelangkaan kontainer itu, kita tidak bisa memanfaatkan pesanan yang begitu besar untuk mengisi kekosangan yang biasa disuplai oleh China, itu konsekuensi yang ingin kita elakkan,” kata Lutfi saat mengadakan konferensi pers, Jakarta, Kamis (30/9/2021). 

Misalkan, Lutfi mencontohkan industri mebel atau funitur yang berada di Jawa Timur mengalami kesulitan untuk melakukan ekspor barang ke Amerika Serikat mencapai 800 kontainer beberapa waktu terakhir. 

Berdasarkan perhitungan Kementerian Perdagangan bersama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, industri yang bergerak pada olahan kayu itu membutuhkan 1.000 kontainer setiap pekannya. 

Kendati demikian, Lutfi mengatakan permasalahan itu juga menyasar pada sejumlah industri dengan realisasi ekspor relatif tinggi bagi neraca dagang dalam negeri. Sejumlah industri itu seperti garmen, pakaian, makanan dan minuman, elektronik hingga alas kaki yang berusaha memenuhi permintaan pasar internasional yang ditinggalkan China. 

Belakangan Kementerian Perdagangan menggandeng Kadin, Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia serta para MLO untuk memenuhi kebutuhan kontainer dalam negeri. 

Berdasarkan hasil pemaparan Kemendag, MLO telah menyanggupi pemenuhan kebutuhan kontainer sebanyak 800 hingga 1.000 setiap bulan untuk industri mebel dalam negeri. Nantinya, produk ekspor dari industri itu bakal dikirim ke New York, Los Angeles, Savannah, Baltimore, dan Florida. 

Selain itu industri makanan dan minuman dalam negeri bakal difasilitasi kebutuhan kontainer sebanyak 3.500 hingga 3.800 unit setiap bulannya. Adapun tujuan ekspor dari industri makanan dan minuman itu di antaranya Asean, China, Korea Selatan, Hong Kong, Jepang, India, Pakistan, Rusia, Eropa, negara-negara Afrika, Amerika Utara, dan Timur Tengah. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper