Bisnis.com, JAKARTA - Dua pemegang obligasi dolar Evergrande Group dengan kupon jatuh tempo Rabu (29/9/2021) mengatakan belum menerima pembayaran hingga Kamis (30/9/2021) pukul 08:00 pagi waktu Hong Kong.
Evergrande berutang US$45,2 juta bunga dengan catatan jatuh tempo 2024, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Namun, ada masa tenggang 30 hari sebelum default.
Bloomberg News berbicara dengan dua investor lainnya. Keduanya mengatakan bahwa mereka belum menerima pembayaran hingga pukul 21:30 malam Waktu Hongkong, kemarin, Rabu (29/9/2021). Keempat pemegang obligasi tersebut meminta untuk tidak disebutkan namanya karena hal tersebut bersifat pribadi.
Pengembang paling berutang di dunia tidak memberikan tanda-tanda minggu lalu bahwa pihaknya telah memenuhi pembayaran kupon terpisah US$83,5 juta untuk sekuritas dolar lainnya. Fitch Ratings memangkas peringkat kredit pengembang lebih jauh menjadi 'sampah' pada Rabu (29/9/2021) mengingat Evergrande kemungkinan telah melewatkan pembayaran bunga.
Sayangnya, tidak ada tanggapan langsung dari Evergrande hingga saat ini.
Kegagalan pembayaran akan membawa pengembang yang sarat utang selangkah lebih dekat ke salah satu restrukturisasi terbesar di negara itu. Investor mengamati Evergrande dengan cermat karena krisis utang yang semakin dalam membebani pasar keuangan yang lebih luas.
Baca Juga
Tekanan pada perusahaan telah mendorong imbal hasil pada utang dolar perusahaan China yang dinilai sampah menjadi sekitar 15 persen, tertinggi dalam satu dekade.
Adapun, beberapa pemegang obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan bernama Jumbo Fortune Enterprises membentuk komite untuk menekan klaim mereka jika terjadi default karena mereka mempertahankan China Evergrande Group sebagai penjamin utang.