Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan situasi perekonomian Indonesia setelah pemberlakukan PPKM mulai pulih. Dia memperkirakan konsumsi rumah tangga di kuartal III/2021 bisa tumbuh di kisaran 2-2,4 persen (year-on-year/yoy).
Proyeksi tersebut mempertimbangkan konsumsi rumah tangga yang cukup terdampak dari PPKM Darurat dan level 3-4 sejak awal Juli 2021 lalu. Proyeksi itu juga lebih rendah dari realisasi pertumbuhan konsumsi kuartal II lalu yang mencapai 5,9 persen (yoy).
"Konsumsi rumah tangga di kuartal ketiga kita harapkan akan tumbuh di atas 2 persen, antara 2-2,4 [persen]. Kita masih berharap di September ini, kalau akselerasi di dua minggu terakhir bisa meng-compensate perlemahan yang terjadi akibat PPKM di Juli, maka bukan tidak mungkin konsumsi rumah tangga kita masih cukup baik," jelasnya pada konferensi pers APBN KiTa, Kamis (23/9/2021).
Jika melihat situasi terkini, Sri melihat aktivitas masyarakat pada Agustus-September mulai mengalami pemulihan terlihat dari mobilitas dan aktivitas di ritel, rekreasi, farmasi, dan lain-lain. Hal itu seiring dengan relaksasi PPKM yang dilakukan oleh pemerintah.
Menkeu menyampaikan mobilitas di ritel dan rekreasi mengalami kenaikan pada September 2021 sebesar 9,3 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
"Ini selalu akan jadi korelasi positif antara kegiatan masyarakat yang tentu akan memiliki dampak ekonomi dengan pengendalian Covid-19. Maka kalau semua daerah bisa menurunkan level PPKM-nya dan kita bisa tetap rendah [kasusnya], maka kegiatan ekonomi bisa positif," tuturnya.
Baca Juga
Indeks Penjualan Ritel juga menunjukkan aktivitas konsumsi yang membaik pada Agustus 2021 seiring dengan dilonggarkannya PPKM di sejumlah daerah. Sementara, Indeks Keyakinan Konsumen pada bulan yang sama masih menurun, akibat dampak psikologis akibat penerapan PPKM sejak awal Juli lalu.
Adapun, selain konsumsi, investasi, ekspor, dan impor diperkirakan tumbuh positif pada kuartal III/2021. Investasi diperkirakan tumbuh 4,9-5,4 persen (yoy), ekspor sebesar 20-22,4 persen (yoy), dan impor 24-25,2 persen (yoy).
"Namun, konsumsi pemerintah masih akan tumbuh mendekati 0 bahkan negatif. Konsumsi pemerintah di kuartal III/2021 berada di kisaran -09-0,1 persen [yoy]," imbuhnya.