Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Evergrande Desak Karyawan Berikan Pinjaman, Jika Ingin Dapat Bonus

Perusahaan menegaskan kepada karyawan untuk memberikan pinjaman jangka pendek, jika mereka yang ingin mempertahankan bonus mereka.
Logo perusahaan China Evergrande di kantor mereka di Hong Kong pada 26 Maret 2018./Reuters/Bobby Yip
Logo perusahaan China Evergrande di kantor mereka di Hong Kong pada 26 Maret 2018./Reuters/Bobby Yip

Bisnis.com, JAKARTA - Raksasa properti China Evergrande yang menghadapi risiko default atau gagal bayar ternyata berutang kepada karyawannya sendiri. Perusahaan pernah mencari dana dari karyawannya sendiri dengan menerbitkan aset investasi berbasis utang.

Perusahaan menegaskan kepada karyawan untuk memberikan pinjaman jangka pendek, jika mereka yang ingin mempertahankan bonus mereka.

Dikutip dari New York Times, beberapa pekerja harus menghubungi teman dan keluarga mereka untuk meminjamkan uang kepada perusahaan. Yang lain berusaha meminjam dari bank. Kemudian, bulan ini, Evergrande tiba-tiba berhenti membayar kembali pinjaman, yang telah dikemas sebagai investasi berbunga tinggi bagi karyawan perusahaan.

Sekarang, ratusan karyawan telah bergabung dengan pembeli rumah yang panik dalam menuntut uang mereka kembali dari Evergrande. Mereka bahkan berkumpul di luar kantor di seluruh China untuk melakukan protes pada minggu lalu.

Pernah menjadi pengembang properti paling produktif di China, Evergrande telah menjadi perusahaan paling berhutang di negara itu.

Perusahaan berutang uang kepada pemberi pinjaman, pemasok dan investor asing. Menurut New York Times, perusahaan berutang apartemen yang belum selesai kepada pembeli rumah dan telah mengumpulkan lebih dari US$300 miliar atau sekitar Rp4.290 triliun (Rp14.300 per dolar AS) tagihan yang belum dibayar. Evergrande menghadapi tuntutan hukum dari kreditur dan kini sahamnya anjlok lebih dari 80 persen tahun ini.

Regulator khawatir bahwa runtuhnya Evergrande akan mengirimkan getaran ke seluruh sistem keuangan China. Namun sejauh ini, Beijing belum mengungkapkan apapun terkait dengan bailout, setelah berjanji untuk memberi pelajaran kepada raksasa perusahaan yang dibebani utang.

Protes yang dilakukan pembeli rumah – dan sekarang karyawan perusahaan itu sendiri – mungkin dapat mengubah perhitungan itu.

“Tidak ada banyak waktu tersisa bagi kami,” kata Jin Cheng, seorang karyawan berusia 28 tahun di kota Hefei. Dia mengatakan dirinya menginvestasikan US$62.000 dari uangnya sendiri ke Evergrande Wealth, cabang investasi perusahaan, atas permintaan grup tersebut.

Setelah mendengar kabar dari internet bahwa Evergrande akan bangkrut, Jin dan sejumlah temannya melakukan protes di depan gedung pemerintah provinsi untuk menekan otoritas turun tangan dalam masalah ini.

Para pembeli rumah dan karyawan perusahaan juga berkumpul di lobi kantor pusat Evergrande minggu lalu dan meminta uang mereka kembali.

"Evergrande, kembalikan uang saya yang didapat dari darah dan keringat!" ujar beberapa orang yang melakukan unjuk rasa.

Sementara itu, Evergrande belum memberikan respon apapun hingga saat ini. Perusahaan hanya mengungkapkan pihaknya telah menunjuk pakar restrukturisasi untuk membantu mereka memutuskan langkah ke depan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper