Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anggota DPR Pertanyakan Data Produksi Jagung Surplus 2,37 Juta Ton

Anggota DPR mempertanyakan soal data produksi jagung surplus hingga 2,37 juta ton pada pekan kedua September 2021.
Petani mengupas biji jagung di Bagansiapiapi, Rokan Hilir, Riau, Sabtu (5/1/2019)./ANTARA-Aswaddy Hamid
Petani mengupas biji jagung di Bagansiapiapi, Rokan Hilir, Riau, Sabtu (5/1/2019)./ANTARA-Aswaddy Hamid

Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Komisi Bidang Pertanian DPR RI Sudin mempertanyakan kesahihan data ketersediaan jagung milik Kementerian Pertanian (Kementan) yang menyebutkan surplus hingga 2,37 juta ton pada pekan kedua September 2021.

Sudin beralasan tren harga jagung untuk pakan ternak terus mengalami kenaikan sejak satu triwulan lalu hingga mencapai posisi tertinggi Rp6.200 hingga pekan ini. Padahal dia mengatakan, harga jagung itu tidak bakal mengalami kenaikan signifikan apabila pencatatan Kementan akurat.

“Data produksi jagung itu masih kacau. Kalau barangnya banyak yakinlah harganya turun kalau barangnya tidak ada pasti harga naik, ini kan penawaran dan permintaan pasti,” kata Sudin saat rapat kerja dengan Kementan, Jakarta, Senin (20/9/2021).

Sudin menyangsikan klaim ketersediaan jagung seperti yang dilaporkan Kementan. Dia menuturkan pemerintah belakangan meminjam persediaan jagung milik Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) sebesar 1.000 ton untuk pakan di Blitar, Kendal dan Lampung.

“Kalau surplus tadi 2 juta ton di mana barangnya? Impor gandum saja sudah berapa ton. Jangan dihitung bibit yang diberikan kepada masyarakat tetapi produksinya yang dari masyarakat. Kalau pinjam sama saja bohong,” kata dia.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi memastikan stok jagung lokal mengalami surplus mencapai 2,37 ton hingga pekan kedua September 2021. Kendati demikian, Harvick mengakui, stok jagung itu mengalami defisit di sejumlah provinsi.

“Stok beras diperkirakan mencapai 7,62 juta ton, jagung 2,37 juta ton, cabai besar 16 ribu ton, cabai rawit 17 ribu ton, bawang merah 35 ribu ton dan komoditas lainnya dalam kondisi surplus dan aman,” kata Harvick saat rapat kerja bersama dengan Komisi IV DPR RI, Jakarta, Senin (20/9/2021).

Di sisi lain, Harvick membeberkan, sejumlah komoditas strategis seperti jagung, cabai besar, cabai rawit, bawang merah, telur ayam dan daging ayam mengalami defisit di sejumlah provinsi. Misalkan, sesuai catatan Kementan, defisit komoditas jagung dialami di Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau dan DKI Jakarta.

“Dalam rangka menjamin ketersediaan pangan di seluruh provinsi Kementerian Pertanian membantu stimulus transportasi pengiriman produk pertanian dari wilayah surplus ke wilayah defisit,” kata dia.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian di Komisi IV DPR RI, total stok jagung hingga pekan kedua September 2021 mencapai 2,61 juta ton. Perinciannya, 744.250 ton berada di pengepul, 95.506 ton berada di grosir, 423.473 ton berada di agen, 29 ton berada di distributor, 288.305 ton ada di pedagang eceran.

Sementara industri pengolahan tercatat menampung 20.962 ton jagung, usaha lainnya menampung 276.300 ton, pemerintah dan lembaga nirlaba menyimpan 30.136 ton, rumah tangga memiliki persediaan 14.214 jagung dan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) menyimpan 722.252 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper