Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menko Airlangga Sebut Prospek Pemulihan Ekonomi dari Dampak PPKM Makin Cerah, Ini Buktinya

Prospek perbaikan dari dalam negeri terlihat dari kembalinya geliat belanja masyarakat dengan tetap diatur oleh protokol kesehatan yang ketat, serta indikator lainnya a.l. neraca perdagangan, IHSG, dan lainnya.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan sambutan saat Bisnis Indonesia Award (BIA) 2021 di Jakarta, Rabu (15/9/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan sambutan saat Bisnis Indonesia Award (BIA) 2021 di Jakarta, Rabu (15/9/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa berbagai indikator utama perekonomian Indonesia hingga awal September 2021, terus menunjukkan prospek perbaikan dari dampak yang ditimbulkan oleh pengetatan PPKM di awal Juli lalu.

"Berbagai leading indicators hingga awal September 2021, terus menunjukkan prospek perbaikan dari dampak pengetatan pembatasan mobilitas pada Juli hingga Agustus [yang] diperkirakan hanya bersifat sementara," tutur Airlangga pada sambutannya di acara Bisnis Indonesia Award 2021, Rabu (15/9/2021).

Secara rinci, Airlangga menyebut prospek perbaikan dari dalam negeri terlihat dari kembalinya geliat belanja masyarakat dengan tetap diatur oleh protokol kesehatan yang ketat.

Sementara dari sisi eksternal, pemulihan terlihat dari tren surplus neraca perdagangan yang berlangsung hingga 16 bulan. Pada Agustus 2021, Badan Pusat Statistik mencatat surplus neraca perdagangan mencapai US$4,74 miliar, atau tertinggi sepanjang masa sejak 2006 sebesar US$4,64 miliar.

"Di sisi eksternal terdapat peningkatan investasi, surplus neraca perdagangan sepanjang Q2 2021, pulihnya permintaan, dan meningkatnya harga komoditas global telah membuat neraca perdagangan mengalami surplus selama beberapa bulan berturut-turut," jelasnya.

Seperti halnya neraca dagang, cadangan devisa Indonesia juga tercatat meningkat dan menyentuh rekor tertinggi. Posisi terakhir pada Agustus 2021 mencapai US$144,8 miliar yang setara dengan pembiayaan 9,1 bulan impor atau 8,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Selanjutnya, Airlangga menyebut nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turut membaik dibandingkan dengan awal pandemi Covid-19 pada 2020.

"Di mana masing-masing [rupiah] berada di level Rp14.248 per US dollar, dan [IHSG] indeks 6.088 per 13 September 2021," tuturnya.

Airlangga menyatakan bahwa capaian IHSG dan nilai tukar rupiah turut didukung oleh optimisme investor terhadap perekonomian Indonesia. Hal itu, tambahnya, tercermin dari kembali masuknya aliran masuk asing (capital inflow) yang mencapai US$2,3 miliar sepanjang 2021.

"Kondisi tersebut menunjukkan terjaganya ketahanan eksternal," katanya.

Oleh sebab itu, seiring pula dengan ekspektasi pemulihan ekonomi global, Airlangga mempertahankan proyeksi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi 2021 di kisaran 3,7-4,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Sementara itu, pemerintah memperkirakan perekonomian Indonesia juga akan mengalami rebound pada 2022 sebesar 5,2 persen (yoy).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper