Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

London Tetap Jadi Hub Keuangan Global Meski Dibayangi Dampak Brexit

Survei terhadap lebih dari 100 bank, manajer aset dan perusahaan asuransi menunjukkan bahwa lebih dari dua pertiga percaya bahwa London akan tetap menjadi pusat keuangan utama.
Suasana di Tower Bridge di London, Inggris, Kamis (9/4/2020). Bloomberg/Simon Dawson
Suasana di Tower Bridge di London, Inggris, Kamis (9/4/2020). Bloomberg/Simon Dawson

Bisnis.com, JAKARTA - London tetap menjadi pusat keuangan global terkemuka meski ada ketidakpastian atas regulasi akibat Brexit, menurut survei sentimen tahunan Lloyds Bank terhadap perusahaan-perusahaan keuangan pada Senin (13/9/2021).

Seperti diketahui, Inggris telah sepenuhnya meninggalkan Uni Eropa, pelanggan ekspor tunggal terbesarnya, pada Desember tahun lalu. Alhasil, ribuan pekerjaan dan miliaran euro dalam perdagangan harian berpindah dari London ke benua tersebut, meningkatkan kekhawatiran tentang pengaruh ibu kota itu dalam keuangan global.

Namun, survei terhadap lebih dari 100 bank, manajer aset dan perusahaan asuransi menunjukkan bahwa lebih dari dua pertiga percaya bahwa London akan tetap menjadi pusat keuangan utama.

"Tampaknya masuk akal untuk menyimpulkan bahwa, sementara status London telah terpukul karena Brexit, London akan tetap menjadi salah satu pusat keuangan terkemuka dunia," kata survei tersebut.

Brexit menyebabkan sektor keuangan Inggris terputus dari Uni Eropa dan survei menunjukkan bahwa 42 persen percaya pembukaan kembali akses tidak akan terjadi hingga 2023 atau lebih lama lagi, sementara hampir sepertiga mengatakan hal itu tidak akan pernah terjadi.

Perubahan peraturan dipandang sebagai ancaman terbesar, konsisten dengan “ketidakpastian yang sedang berlangsung” atas bentuk reformasi peraturan beberapa bulan setelah Brexit, kata survei tersebut.

Dengan sedikit prospek akses ke Uni Eropa, kementerian keuangan Inggris mengajukan proposal reformasi yang belum diimplementasikan.

Survei menunjukkan perpecahan pendapat, dengan beberapa perusahaan mengatakan bahwa daya saing akan meningkat karena perbedaan dari aturan Uni Eropa, sementara yang lain mengatakan daya saing akan memburuk karena perbedaan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper