Bisnis.com, JAKARTA - Keberhasilan yang tak tertandingi dalam menarik investor asing menjadikan dominasi keuangan internasional London menjadi kuat. Namun demikian, pandemi Covid-19 dan Brexit memukul mundur keunggulannya di Eropa.
Inggris mengamankan investasi asing langsung untuk 56 proyek jasa keuangan tahun lalu, turun dibandingkan dengan 99 pada 2019, menurut survei EY tentang daya tarik Inggris terhadap perusahaan jasa keuangan. Sementara angka itu masih menjadikan Inggris sebagai tujuan paling menarik di Eropa, Prancis berada di urutan kedua dengan 49 proyek, di depan Jerman dengan 37 proyek.
Dilansir Bloomberg, Senin (21/6/2021), sementara Inggris masih mengamankan seperlima dari semua FDI jasa keuangan ke Eropa, angkanya turun dari 26,7 persen pada 2019, kata laporan itu. Itu adalah keunggulan tersempit sejak EY memulai survei pada 2000.
Kesenjangan yang menyempit dapat memicu kecemasan tentang kemampuan London untuk terus menangkap sebagian besar uang asing yang sekarang tidak dapat menawarkan akses tanpa batas ke Uni Eropa.
Peran kota London selama beberapa dekade sebagai pusat keuangan Eropa telah sedikit berkurang sejak Inggris memilih untuk meninggalkan blok tersebut.
Bank mengalihkan aset dan pekerjaan di seluruh saluran dan ketidakpastian yang terus berlanjut tentang hubungan masa depan dengan UE berarti lebih banyak perubahan dapat terjadi, berpotensi merusak salah satu pilar ekonomi Inggris.
Baca Juga
Namun, laporan itu mengatakan bahwa London dapat dengan mudah bangkit kembali. Kota itu tetap populer di kalangan investor dan investasi dan dapat melonjak ketika dunia muncul dari pandemi jika Inggris memposisikan dirinya dengan tepat. AS adalah sumber investasi terbesar ke Inggris dan Eropa, masing-masing menyumbang 37 persen dan 23 persen dari proyek.
“Sangat penting bahwa sekarang, pasca-Brexit dan melihat pascapandemi, layanan keuangan Inggris secara definitif menandai jejaknya tidak hanya di Eropa, tetapi juga di panggung global, dengan berfokus pada FinTech dan inovasi dan menjadi pemimpin dunia dalam keuangan berkelanjutan, ” kata Anna Anthony, mitra pengelola layanan keuangan Inggris di EY.