Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bandara Heathrow London Kembali Beroperasi Normal usai Gardu Terbakar

Bandara Heathrow London kembali beroperasi penuh pada Sabtu (22/3), setelah kebakaran di gardu listrik memicu pemadaman yang melumpuhkan operasional bandara.
Calon penumpang menunggu di Terminal 5 Bandara Internasional Heathrow, London, sehari setelah kebakaran di gardu listrik di dekatnya memadamkan listrik di bandara tersebut, 22 Maret 2025./Reuters-Isabel Infantes
Calon penumpang menunggu di Terminal 5 Bandara Internasional Heathrow, London, sehari setelah kebakaran di gardu listrik di dekatnya memadamkan listrik di bandara tersebut, 22 Maret 2025./Reuters-Isabel Infantes

Bisnis.com, JAKARTA - Bandara Heathrow London kembali beroperasi penuh pada Sabtu (22/3/2025), sehari setelah kebakaran di gardu listrik memicu pemadaman yang melumpuhkan operasional bandara tersibuk di Eropa tersebut.

Melansir Reuters, gangguan ini memaksa pembatalan dan penundaan sejumlah penerbangan, sementara industri penerbangan berpacu merombak jadwal dan mengalihkan penumpang yang terdampak.

Insiden ini semakin memperumit pengaturan logistik bagi maskapai yang harus memulihkan operasional pesawat dan kru yang terjebak di berbagai lokasi.

Penerbangan mulai kembali pada Jumat malam, namun dengan Heathrow—bandara tersibuk kelima di dunia—terhenti hampir sepanjang hari, puluhan ribu penumpang harus berebut kamar hotel dan kursi penerbangan pengganti.

CEO Heathrow, Thomas Woldbye mengatakan pada Sabtu pagi, aktivitas bandara kembali normal, meski maskapai masih berjuang menangani dampak lanjutan.

"Kami tidak melihat adanya pembatalan atau keterlambatan besar," ujar Woldbye seperti dikutip Reuters.

Sebagian besar penerbangan pagi beroperasi sesuai jadwal, dengan hanya sedikit penundaan dan pembatalan, menurut situs keberangkatan Heathrow. British Airways, yang menjadikan Heathrow sebagai hub utama, memperkirakan sekitar 85% dari hampir 600 penerbangannya tetap berjalan.

Heathrow mengerahkan ratusan staf tambahan dan menambah penerbangan untuk mengakomodasi 10.000 penumpang ekstra yang terdampak gangguan ini.

Insiden ini menimbulkan kekhawatiran di industri penerbangan, dengan potensi kerugian mencapai puluhan juta pound serta perdebatan mengenai siapa yang harus menanggung biaya.

Kepala IATA, Willie Walsh—mantan bos British Airways yang kerap mengkritik Heathrow—menyebut insiden ini sebagai "bukti kegagalan perencanaan yang serius."

Sementara itu, polisi menyatakan tidak menemukan indikasi unsur mencurigakan dalam kebakaran tersebut, meskipun penyelidikan masih berlangsung. London Fire Brigade akan fokus menyelidiki sistem distribusi listrik bandara.

Untuk mengurangi kepadatan, Kementerian Transportasi Inggris mencabut sementara larangan penerbangan malam hari. Meski begitu, CEO British Airways, Sean Doyle, memperingatkan bahwa gangguan ini masih akan berdampak pada operasional penerbangan dalam beberapa hari ke depan.

Maskapai seperti JetBlue, American Airlines, Air Canada, Air India, Delta, Qantas, United Airlines, British Airways, dan Virgin Atlantic terpaksa membatalkan atau mengalihkan penerbangan mereka.

Heathrow bukan satu-satunya bandara Inggris yang mengalami gangguan besar dalam beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, bandara di London juga sempat lumpuh akibat kegagalan sistem gerbang otomatis dan gangguan lalu lintas udara pada 2023.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper