Bisnis.com, JAKARTA — Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meyakini kandungan uranium sebagai bahan baku pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) melimpah di Papua.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Riset dan Teknologi Bahan Galian Nuklir BRIN mengatakan bahwa kondisi itu berhubungan dengan geografis Papua di masa lalu.
Saat ini, cadangan uranium terbesar di dunia adalah Australia. Sementara itu, Papua memiliki kedekatan secara geografis dengan benua tersebut, bahkan keduanya sempat menyatu.
“Yang paling besar memang di Australia, ini mungkin karena kita punya sejarah Australia dengan Papua ini dulunya satu. Jadi di utara [Australia/Papua Barat] ini kira uranium, saya kira di Papua juga kaya,” katanya saat webinar Jumat (12/9/2021).
Kendati penghasil uranium terbesar terdapat adalah Australia, produsen terbesar uranium adalah Kazakhstan, diikuti Kanada.
“Tapi kita belum melakukan eksplorasi mendalam di Papua,” katanya.
Sementara itu, sumber daya uranium yang telah diestimasi di Indonesia mencapai 89.000 ton uranium (tU3O8) dan sumberdaya thorium mencapai 143.234 ton (tTh).
Pada sisi lain dia menyebutkan bahwa pemanasan global yang terjadi saat ini berpeluang besar untuk mengganti pembangkit listrik berbahan dasar fosil menjadi energi nuklir.
Yurianto menyebut energi nuklir diketahui tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca maupun polutan lainnya. “Sehingga tentu saja ke depan saya kira mineral radioaktif ini akan menjadi sangat prospek untuk dikembangkan baik di dunia maupun Indonesia
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menerangkan bahwa Indonesia berpotensi menggunakan energi berbasis nuklir atau radioaktif untuk menggantikan batu bara.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan bahwa nuklir adalah opsi yang cukup menarik bagi pembangkit listrik di Indonesia.
Energi nuklir atau radioaktif, menurutnya, menjadi pengganti batu bara atau energi berbasis fosil yang saat ini dikampanyekan untuk dikurangi.
“Sehingga masa depan kita tidak lagi akan menggunakan energi berbasis fosil, maka nuklir adalah opsi yang potensial untuk Indonesia, selain karena kita memiliki cukup banyak bahan bakunya,” katanya saat webinar Mineral for Energy Radioaktif/Nuklir - Baterai yang berlangsung Jumat (10/9/2021) malam.