Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah masih belum serius memanfaatkan potensi energi nuklir sebagai alternatif pembangkit listrik meski dapat menghasilkan tenaga listrik minim emisi.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Riset dan Teknologi Bahan Galian Nuklir (PRTBGN) Yarianto Sugeng Budi Susilo memperkirakan mineral radioaktif akan menjadi salah prospek untuk dikembangkan termasuk di Indonesia.
“Kita cukup kaya mineral tapi sayang memang radioaktif kita belum optimal melakukan eksplorasi tapi ini saya kira di Indonesia bukan berarti tidak ada,” katanya saat webinar Minerba, Jumat (10/9/2021) malam.
Dia mengakui belum mengetahui persis arah pemanfaatan uranium di Indonesia. Di samping itu, pemerintah juga belum memulai tahapan pemanfaatan nuklir sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir.
Padahal kata dia, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dapat menjadi pengganti pembangkit listrik berbahan baku batu bara yang perlahan bakal dikurangi. Selain adanya energi baru terbarukan, PLTN dinilai memegang peran penting karena memiliki suplai energi yang stabil.
Adapun Indonesia telah memulai tahapan eksplorasi uranium sejak 1970-an melalui kerja sama dengan Prancis. Setidaknya dalam kurun waktu 1969–2019, sejumlah daerah sudah dijadikan lokasi eksplorasi.
Baca Juga
Namun begitu, hanya beberapa daerah seperti Kalimantan Barat, Mamuju serta Sibolga Sumatra Utara yang telah memasuki tahapan eksplorasi prospeksi sistematis dan pengeboran.
Selain di daerah tersebut, Yarianto juga menduga kandungan bahan baku nuklir juga terdapat di Papua. Pasalnya lokasi wilayah itu berada dekat dengan Australia yang menjadi pemilik cadangan uranium terbesar di dunia.
Secara global, sumber penghasil uranium terbesar terdapat di Australia. Meski begitu, produsen terbesar uranium adalah Kazakhstan disusul Kanada serta Australia.
“Ini merupakan tantangan ke depan untuk bisa menyediakan mineral radioaktif khususnya untuk penyediaan listrik di indonesia,” katanya.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan bahwa nuklir adalah opsi yang cukup menarik bagi pembangkit listrik di Indonesia.
Energi nuklir atau radioaktif menurutnya menjadi pengganti energi berbasis batu bara atau energi berbasis fosil yang saat ini dikampanyekan untuk dikurangi.
“Sehingga masa depan kita tidak lagi akan menggunakan energi berbasis fosil, maka nuklir adalah opsi yang potensi untuk Indonesia selain karena kita memiliki cukup banyak bahan bakunya,” katanya