Bisnis.com, JAKARTA - Rute Tol Laut dan Angkutan Barang yang dirilis oleh PT Pelayaran Nusantara Indonesia (Persero) atau Pelni ke Pelabuhan Patimban dinilai bakal menjadi pengumpan atau feeder bagi layanan angkutan kontainer ke depannya.
Pakar Maritim dari Institut Teknologi Sepuluh November atau ITS Saut Gurning mengatakan pembukaan rute tol laut di Patimban juga akan memberikan sumber feeder baik bagi Patimban di masa mendatang. Khususnya menjadi rute feeder pasokan maupun suplai (outbound) bagi layanan angkutan kontainer langsung ke berbagai wilayah-wilayah rute tol laut yang dilayani Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pelayaran tersebut.
"Jadi secara umum, nampaknya usaha memperkuat progres pergerakan Patimban pra kontainerisasi dilakukan lewat tiga usaha utama yaitu dukungan Long Distance Ferry [LDF], pembukaan akses car carrier ke berbagai lokasi pasar kendaraan di Indonesia Timur serta ekspansi konektivitas dengan berbagai wilayah Indonesia Timur lewat jejaring layanan tol laut,” jelasnya, Selasa (7/9/2021).
Direktur Angkutan Usaha dan Tol Laut Yahya Kuncoro mengatakan sebagai kapal milik negara, operasi Pelni berdasarkan amanah sesuai dengan kontrak perjanjian dengan pemerintah.
Dia mengharapkan masuknya kapal Pelni di wilayah tersebut dengan pola reguler linier service dapat mendorong perdagangan antar pulau sehingga perekonomian wilayah tersebut dapat tumbuh.
Pelni telah mengoperasikan , Kapal Motor Gunung Dempo di Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat.
Baca Juga
Pjs Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni (Persero) Opik Taufik mengatakan bahwa pelaksanaan uji coba ini dilakukan dalam rangka mendukung aktivitas perekonomian daerah serta meningkatkan produktivitas Pelabuhan Patimban. KM Gunung Dempo dipilih untuk masuk ke Patimban karena kapal penumpang tipe penumpang kontainer ini dapat mengangkut muatan kontainer paling banyak diantara kapal Pelni lainnya.
"KM Gunung Dempo mampu mengangkut hingga 98 TEUs, jauh lebih besar dibanding daya angkut kontainer di kapal Pelni lainnya yang hanya berkapasitas antara 22 TEUs hingga 67 TEUs," jelasnya.
Kementerian Perhubungan juga telah meminta Pelni agar bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan BUMD setempat l mengkhususkan KM Gunung Dempo untuk melayani angkutan barang dari dan ke Pelabuhan Patimban. Tujuannya agar para pelaku industri dapat memanfaatkan kapal Pelni sebagai sarana untuk mendistribusikan hasil produksi sehingga dapat memperluas jangkauan pasarnya.
Selain itu dengan masuknya kapal Pelni di Pelabuhan Patimban dapat memberikan alternatif kepada shipper dalam pengiriman barang.
"Kini para shipper yang berasal dari Jawa Barat tidak perlu lagi memuat barangnya melalui Pelabuhan Tanjung Priok bisa langsung melalui Pelabuhan Patimban sehingga dapat menekan biaya pengiriman dan efektifitas waktu pengiriman shipper. Terlebih kapal Pelni juga memiliki jadwal yang tetap dan teratur," terangnya.
KM Gunung Dempo memilikudengan rute Tanjung Priok - Surabaya - Makassar - Sorong - Manokwari - Wasior - Nabire - Jayapura (PP). KM Gunung Dempo dapat memuat sebanyak 58 dry container dan 40 reefer container.
Ketua KSOP Kelas II Patimban Heri Purwanto menjelaskan kapal penumpang KM Gunung Dempo juga menyinggahi Pelabuhan Patimban yang mampu mengangkut hingga 98 TEUs, jauh lebih besar dibanding daya angkut kontainer di kapal lainnya yang hanya berkapasitas antara 22 TEUs hingga 67 TEUs.
Kapal penumpang ini juga bisa membawa barang dari Surabaya ke Tanjung Priok dan singgah ke Patimban untuk menurunkan dan mengangkut barang dari Patimban. Selain kapal penumpang, Pelni juga mengoperasikan kapal tol lautnya yang memiliki rute dari Patimban ke Natuna.
“Kalau wilayah Patimban, Subang ini kan penghasil beras lumbung beras itu banyak konsumennya dikirim ke Natuna sekitar Kepulauan Riau. Biasanya jalur pelabuhan sunda kelapa. Kalau dengan adanya tol laut lebih murah dan deket,” terangnya.