Bisnis.com, JAKARTA - Banyak petani yang marah dan kesal akibat harga cabai anjlok di pasaran. Viral di media sosial, sebuah video menunjukkan seorang petani memilih merusak tanaman cabainya ketimbang memanen, karena harga cabai yang merosot tajam.
Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategi (PIHPS) Nasional pada 3 September 2021, harga cabai merah besar merosot merosot 3,38 persen, menjadi Rp28.600 per kilogram. Sedangkan untuk cabai rawit merah merosot 1,83 persen dan cabai merah kriting turun 2,77 persen.
Taryono, dosen Fakultas Pertanian UGM (Universitas Gadjah Mada) mengatakan, petani konvensional sudah biasa mengalami kerugian. Apalagi di masa pandemi saat ini saat permintaan mengalami penurunan sangat drastis.
“Biasanya cabai dari Jogja atau di Jawa ini kan juga untuk mengisi kebutuhan pasokan di luar Jawa. Kalau di kota-kota di Jawa bisa dilakukan dengan truk, sementara karena bahan mudah rusak pengiriman keluar Jawa pasti menggunakan pesawat, inilah yang kemudian di daerah-daerah produsen juga mengalami gangguan," katanya.
Menurut Taryono, anjloknya harga cabai dimungkinkan karena kelebihan produksi, sementara permintaan dan sistem transportasi tidak lancar. Sedangkan untuk sektor pariwisata yang selama ini mendukung serapan produksi dan petani kondisinya juga lagi lesu. Dari sektor tersebut pula permintaan cabai cukup tinggi.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan yang terjadi saat ini adalah hal klasik pada komoditas holtikultura yang dilakukan para petani konvensional. Tanpa pengawasan, mereka melakukan penanaman hanya mengikuti petani sekitarnya.
Baca Juga
Didukung iklim tahun ini yang dinilai sebagai iklim yang baik. Dengan kondisi iklim kemarau basah tentu sangat cocok untuk tanaman cabai, tomat dan lain-lain.
Meski mengalami harga yang tidak ideal, Taryono sebenarnya berharap para petani tidak perlu reaktif dan atraktif menyikapi situasi pasar. Menurutnya, tetap ada solusi untuk mengatasi harga cabai yang anjlok cukup tajam saat ini.
Bahkan, anjloknya harga cabai membuat petani merugi. Tingginya produksi di bulan Agustus ini tidak diikuti serapan yang optimal di pasaran. Bahkan, harga cabai merah keriting di tingkat petani di Kulon Progo, DIY berkisar harga 2.500 rupiah – 3.000 rupiah per kilo.