Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat penjualan kondominium di Jakarta diprediksi tumbuh tipis, sehingga berada pada kisaran 84 persen sampai 85 persen dari pasokan di pasar pada akhir tahun ini, menurut konsultan properti Leads Property.
Untuk mencapai titik itu, Leads memprediksi pengembang terus menawarkan gimmick menarik dan juga memanfaatkan insentif pemerintah seperti pemangkasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Leads mengkhawatirkan berlanjutnya pembatasan yang diberlakukan pemerintah akibat tak kunjung tuntasnya pandemi Covid-19 sehingga membatasi pula ruang gerak developer untuk memasarkan produk mereka.
Hasil riset Leads menunjukkan pada kuartal II tahun ini, meskipun ada program vaksinasi, pengembang kondominium menunda rencana meluncurkan proyek lantaran banyak unit yang tidak terjual.
Per Juni 2021, penawaran kumulatif keseluruhan pasar kondominium mencapai 256.394 unit, yang bertahan sejak tahun lalu. Dari sisi demand, selama kuartal II berjalan, permintaan kumulatif tumbuh tidak signifikan 0,2 persen menjadi 213.361 unit.
Distribusi Pasokan Kondominium di Jakarta
Sumber: Leads Property
Dari sisi penjualan, di tengah belum adanya proyek baru dan tidak ada permintaan yang signifikan, tingkat penjualan tumbuh tipis 0,23 poin quarter-to-quarter (qtq) 83,2 persen atau 0,27 poin dari 2020.
Adapun mengenai harga jual, konsisten dengan pasar yang stabil, harga juga berada dalam pergerakan yang hampir sama.
Untuk kawasan pusat bisnis (central business district/CBD) Jakarta sedikit tumbuh 0,2 persen qtq menjadi Rp48 juta per m2. Sementara itu, pasar prime area mencatatkan harga rata-rata Rp34,4 juta per m2 atau tumbuh 0,5 persen qtq.