Bisnis.com, JAKARTA – Sektor kelistrikan disebut-disebut akan menjadi konsumen utama gas bumi di dalam negeri. Namun, realitanya kebutuhan gas PT PLN (Persero) tidak begitu besar.
Director of Corporate Planning PLN Evy Hariyadi mengatakan bahwa mayoritas permintaan gas PLN cukup tersebar di Indonesia, khususnya untuk kebutuhan di Indonesia Timur.
“Ini hanya porsi kecil saja di beberapa wilayah, tetapi tidak besar dan tidak ada permintaan cukup besar,” katanya dalam acara IPA Convex 2021, Kamis (2/9/2021).
Dia menuturkan, proyeksi kebutuhan gas PLN berdasarkan RUPTL 2021–2030 pada tahun ini hanya sebesar 364 trillion British thermal unit (TBTU).
Jumlah tersebut pun diproyeksikan akan terus meningkat sampai dengan 2030 dengan kebutuhan gas sebesar 547 TBTU.
Meski begitu, dia mengatakan bahwa pada saat ini tren energi baru dan terbarukan menjadi pertimbangan lain sebagai sumber pasokan energi PLN.
Evy menjelaskan, setiap perencanaan yang dibuat PLN untuk masalah energi dilakukan berdasarkan tiga aspek utama, yakni keamanan, keterjangkauan, dan keberlangsungan lingkungan hidup.
Dari sisi keamanan, kata dia, gas bumi dapat diandalkan, tetapi dari aspek keberlangsungan lingkungan hidup sumber EBT yang dapat diandalkan.
Dengan demikian, hanya tinggal satu aspek yang harus diberikan dari kedua sumber tersebut untuk nantinya dipilih PLN sebagai substitusi energi fosil yang digunakan.
“Kami harus bisa mengalkulasi mana yang lebih murah dan kompetitif. Apakah PLTG atau EBT yang memiliki penyimpanan, itu tantangan yang dihadapi penyedia gas, bagaimana mereka bisa membuat solusi bagi kami untuk mendapatkan yang lebih murah,” jelasnya.