Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyebut target Indonesia untuk kembali ke negara berpendapatan menengah ke atas (upper-middle income) akan sulit tercapai jika tidak ada upaya luar biasa untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi dari rata-rata 5 persen per tahun.
Pasalnya, dengan pertumbuhan rata-rata hanya 5 persen per tahun, kesenjangan pendapatan per kapita semakin melebar. Untuk kembali ke lintasan pertumbuhan sebelum pandemi, dibutuhkan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6 persen agar memperkecil gap atau celah pendapatan per kapita.
Sebelumnya, Indonesia sempat berubah status menjadi negara upper-middle income di 2019, namun kembali turun menjadi lower-income setelah adanya krisis akibat pandemi Covid-19.
“Akibat krisis, realisasi dan trajectory dari PDB nominal per kapita kita terkoreksi. Kalau kita tetap business as usual, maka tekanan kita untuk kembali ke upper-middle income mungkin akan tergeser cukup jauh ke belakang,” tutur Suharso pada Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (30/8/2021).
Adapun, pada Visi Indonesia 2045, Indonesia menargetkan untuk keluar dari middle income trap atau jebakan kelas menengah dan menjadi negara maju berpenghasilan tinggi dengan pendapatan per kapita Rp320 juta per tahunnya.
Sementara itu, Suharso mengatakan sasaran pertumbuhan ekonomi sebelumnya sejak krisis 1998 stagnan di 5 persen. Suharso mengatakan setiap lima tahun sejak krisis itu, pertumbuhan Indonesia relatif hanya bergerak di angka 5 persen.
Baca Juga
“Sejak tahun 2014 kita lihat bahwa pertumbuhan ekonomi senantiasa tumbuh di bawah potensialnya. Jadi kalau potensialnya cukup tinggi, tapi actualnya di bawah,” jelasnya.
Oleh sebab itu, tugas utama pemerintah, kata Suharso adalah menangani pandemi Covid-19. Targetnya, adalah untuk menurunkan basic reproduction number (Ro) atau jumlah kasus baru yang disebabkan oleh setiap orang terinfeksi.
Menurut Suharso, hal itu bisa dicapai dengan salah satunya mempercepat capaian vaksinasi Covid-19. “Menurut kami vaksinasi itu menurunkan fatality rate, dan menurunkan tingkat [hospitalised]. Di Indonesia, vaksinasi dosis pertama sudah hampir mencapai 61,6 juta atau 29,6 persen, dan dosis kedua sudah 34,86 juta artinya 16,74 persen,” jelasnya.