Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/ Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan bahwa pemerintah akan terus memantau perkembangan ekonomi Amerika Serikat (AS) seiring dengan rencana tapering off oleh Federal Reserve.
“Tidak perlu dikhawatirkan terlalu dalam untuk tapering off. Kita lihat kebijakan normalisasi AS ini, nanti implementasinya seperti apa. Yang penting kita perlu monitor terus perkembangan ekonomi AS, terutama inflasi dan unemployment rate,” katanya kepada Bisnis, Minggu (29/8/2021).
Dalam mengantisipasi dampak yang akan ditimbulkan oleh tapering the Fed, Amalia mengatakan pemerintah akan terus memperkuat resiliensi kondisi ekonomi makro untuk menjaga confidence pasar.
Di samping itu, pemerintah juga akan berupaya terus melakukan penanganan dan pengendalian Covid-19 melalui program vaksinasi massal.
Dengan demikian, imbuh Amalia, tapering the Fed tidak akan berdampak terlalu besar terhadap perekonomian Indonesia.
“Kalau memang the Fed nantinya mempercepat normalisasi kebijakan moneter dari 2023 ke 2022, sudah bisa kita antisipasi sehingga nantinya efek terhadap perekonomian Indonesia dapat sangat minimal,” jelasnya.
Baca Juga
Adapun, tapering off dapat diartikan sebagai kebijakan untuk mengurangi pembelian surat utang atau obligasi dan aset-aset lain oleh bank sentral.
Kebijakan ini kerap ditempuh bank sentral usai melakukan pembelian aset secara agresif akibat suatu kondisi atau krisis tertentu.
Pada kesempatan terpisah, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyampaikan bahwa bank sentral tersebut telah menyiapkan langkah antisipasi jika the Fed akan mulai melakukan tapering.
“Kami sepakat akan mengadakan stress test, simulasi untuk mengantisipasi tapering tersebut dan juga peningkatan kasus varian Delta yang berpotensi menahan inflow ke negara emerging,” katanya.
Destry menjelaskan, sepanjang tahun ini berdasarkan data terbaru, inflow ke pasar keuangan domestik mencapai Rp21 triliun. Sepanjang bulan Agustus, angkanya mencapai Rp11,2 triliun.
“Jadi, sempat mereka keluar pada Juli, tetapi di Agustus, khususnya pasar obligasi terjadi inflow yang cukup besar,” jelasnya.