Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manufaktur Dipatok Tumbuh 5 Persen Tahun Depan, Apa Kata Pelaku Industri?

Meski berbagai tantangan masih membayangi industri manufaktur, para pelaku industri optimistis target pertumbuhan dapat tercapai.
Dalam upaya menjaga aktivitas sektor manufaktur makanan dan minuman, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang melakukan kunjungan kerja ke pabrik PT Mayora Indah Tbk di Jl Jayanti 1 di Balaraja, Tangerang, Banten (18/9/2020)./Kemenperin
Dalam upaya menjaga aktivitas sektor manufaktur makanan dan minuman, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang melakukan kunjungan kerja ke pabrik PT Mayora Indah Tbk di Jl Jayanti 1 di Balaraja, Tangerang, Banten (18/9/2020)./Kemenperin

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian mematok pertumbuhan manufaktur di rentang 4,5-5 persen pada tahun depan. Pelaku industri pun optimitis tahun depan akan lebih baik kendati tantangan juga masih membayangi.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Aromatik, Olefin, dan Plastik (Inaplas) Fajar Budiyono mengatakan secara keseluruhan, tren positif memang sudah terlihat. Meski, belakangan cukup riskan dengan adanya Rancangan Undang-Undang (RUU) Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) yang sudah ditandatangani Presiden dan kini dalam proses di DPR RI.

"Tentu kalau diterapkan akan membuat investasi yang ada dihitung ulang lagi, karena ada insentif juga dari pemerintah yang seharusnya jangan sampai itu tidak berguna. Suara kami masih sama, jangan sampai pajak karbon, cukai plastik disahkan dalam waktu dekat karena justru nanti negara yang rugi, pendapatan bisa turun," paparnya kepada Bisnis, Minggu (29/8/2021).

Fajar mengemukakan saat ini, kinerja industri juga sudah terpantau baik, misalnya industri makanan dan minuman (mamin) yang masih mampu menunjukkan pertumbuhan. Demikian juga dengan otomotif yang angka penjualan mobilnya sudah mencapai 700.000 unit dan motor di kisaran 4 juta unit.

Sektor lain yang disebut sudah memperlihatkan perbaikan adalah pertanian serta barang jadi plastik. Sektor yang disebut terakhir terutama menunjukkan tren positif untuk pasar Amerika Serikat, karena China kesulitan di sana.

Dia menambahkan dengan mulai longgarnya kegiatan masyarakat, maka pertumbuhan ekonomi bisa mendekati target pemerintah di level 3-4 persen.

"Namun, catatannya tadi, pajak karbon jangan sampai diberlakukan dulu. Kami bukan tidak mendukung, hanya memiliki jalan berbeda tetapi arahnya tetap sama untuk memenuhi target Perjanjian Paris," terang Fajar.

Sementara itu, para pelaku industri mamin sepakat menyebut kinerja akan lebih baik pada tahun depan, seiring pulihnya ekonomi secara nasional.

Meski belum mematok angka pertumbuhan, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan proyeksi optimistis akan menjadi skenario tahun depan. Apalagi, pemerintah perlahan mulai menerapkan kebijakan pelonggaran.

"Semoga bisa lebih pulih karena kemarin kami juga cukup merasa tertekan ketika pembatasan. Namun, secara keseluruhan harusnya tahun depan lebih bagus karena berkaca dari tahun ini yang juga sudah lebih baik," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ipak Ayu
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper