Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa pemerintah akan melanjutkan peningkatan kualitas anggaran kesehatan pada Rancangan APBN (RAPBN) 2022, yaitu sebesar Rp255,3 triliun.
Menurutnya, kebijakan anggaran tersebut akan digunakan untuk mendorong dan mendukung reformasi sistem kesehatan di Indonesia.
“Dalam RAPBN 2022, anggaran kesehatan mencapai Rp255,3 triliun atau 9,4 persen dari total belanja negara, lebih tinggi dari amanat Undang-Undang sebesar 5 persen dari APBN,” kata Sri pada Rapat Paripurna DPR RI Ke-3 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2021-2022 di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (24/8/2021).
Adapun, dia menuturkan peningkatan kualitas anggaran kesehatan sebagai dukungan terhadap reformasi sistem kesehatan dilakukan melalui empat cara. Pertama, transformasi layanan primer melalui penguatan puskesmas serta penguasaan fungsi promotif dan preventif. Hal itu termasuk pengendalian penyakit dan imunisasi.
Kedua, tranformasi layanan rujukan melalui peningkatan ketersediaan tempat tidur dan akreditasi rumah sakit, serta peningkatan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, tertinggal, daerah perbatasan, dan kepulauan.
Ketiga, transformasi ketahanan kesehatan dalam bentuk peningkatan kemandirian farmasi, alat kesehatan, dan penguatan ketahanan tanggap darurat.
“Keempat, peningkatan kualitas dan redistribusi tenaga kesehatan. Kelima, pengembangan teknologi informasi dalam layanan kesehatan seperti telemedicine, dan layanan posyandu, puskesman, dan rumah sakit,” jelas Sri.
Selain itu, fokus anggaran itu kesehatan di 2022 juga masih ditujukan untuk penanganan pandemi Covid-19 yang biayanya diperkirakan mencapai Rp115,9 triliun. Anggaran itu akan mendanai program vaksinasi, 3T (testing, tracing, dan treatment), klaim biaya perawatan pasien, obat-obatan, dan insentif tenaga kesehatan.