Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Dapatkan Tambahan Produksi 3.196 BOPD di Blok Rokan

Sampai dengan akhir tahun, Pertamina Hulu Rokan (PHR) menargetkan dapat mengebor 161 sumur. Untuk itu, anak usaha Pertamina itu berusaha memangkas waktu pengeboran agar lebih cepat dan efisien.
Ilustrasi./dok. Pertamina
Ilustrasi./dok. Pertamina

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina Hulu Rokan mendapatkan tambahan produksi sebesar 3.196 barel per hari (BOPD) dari upaya pengeboran yang dilakukan di Blok Rokan setelah alih kelola pada 9 Agustus 2021.

Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan Jaffee A Suardin mengatakan bahwa pihaknya telah berhasil mengebor 10 sumur sejak alih kelola blok tersebut dilakukan.

Hingga Senin 23 Agustus 2021 tercatat ada dua rig pengeboran yang sedang bergerak, ditambah satu rig yang sedang persiapan pengeboran di Wilayah Kerja (WK) Rokan.

Dari jumlah sumur yang dibor tersebut, delapan sumur di antaranya memiliki tingkat produksi yang melebihi target.

“Total produksi delapan dari 10 sumur yang sudah dibor sebanyak 3.196 BOPD, dari 2.000 BOPD yang direncanakan,” katanya dikutip Selasa (24/8/2021).

Sampai dengan akhir tahun, Pertamina Hulu Rokan (PHR) menargetkan dapat mengebor 161 sumur. Untuk itu, anak usaha Pertamina itu berusaha memangkas waktu pengeboran agar lebih cepat dan efisien.

Jaffe menuturkan, tim pengeboran PHR berhasil melakukan efisiensi waktu pengeboran Rig BN-18 di Lapangan Bangko, Rokan Hilir. Dari target waktu yang ditetapkan selama 20 hari, tim berhasil melakukan pencapaian pengeboran dalam waktu sembilan hari.

“Dalam pengerjaannya, ada beberapa sumur di mana awalnya itu diperkirakan mencapai 20 hari, sekarang sudah selesai dalam waktu sembilan hari. Di kegiatan yang lain ada juga pengeboran dari tujuh hari menjadi lima hari, yakni di lapangan Duri. Jadi kami terus mengefisiensikan durasi dari drilling tersebut,” ungkapnya.

Jaffee mengatakan, keberhasilan tersebut dicapai melalui beberapa improvisasi pekerjaan di lapangan, seperti tim pengeboran melakukan beberapa kegiatan secara paralel (offline activity) dan meningkatkan keandalan peralatan pemboran (improve rig reliability).

“Selain itu, tim melakukan defensive drilling dengan mengatur drilling parameter di daerah yang berpotensi kehilangan sirkulasi. Tim juga melakukan perencanaan yang matang, sehingga menghindari terjadinya waktu menunggu servis atau material,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper