Bisnis.com, JAKARTA - Sebagian besar pejabat Federal Reserve mendukung bank sentral untuk memperlambat laju pembelian obligasi akhir tahun ini, menilai kemajuan yang cukup telah dibuat menuju sasaran inflasi dan lapangan pekerjaan.
"Berbagai peserta berkomentar bahwa kondisi ekonomi dan keuangan kemungkinan akan menjamin pengurangan dalam beberapa bulan mendatang," tulis risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal 27-28 Juli, yang dirilis Rabu kemarin (18/8/2021).
Namun, beberapa anggota rapat lainnya mengindikasikan bahwa pengurangan laju pembelian aset lebih mungkin dilakukan awal tahun depan. Risalah ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar peserta menilai tepat untuk mulai mengurangi laju pembelian aset tahun ini.
Para gubernur bank sentral AS dijadwalan akan bertemu pada 21-22 September 2021. Sementara catatan menunjukkan bahwa mereka belum memiliki kesepakatan tentang waktu atau kecepatan pengurangan pembelian aset, sebagian besar telah mencapai konsensus untuk menjaga komposisi pengurangan setiap pembelian sekuritas berbasis Treasury dan hipotek secara proporsional.
"Risalah FOMC sekali lagi mengungkapkan pendapat yang tersebar luas tentang pertanyaan tentang waktu, kecepatan, dan struktur pengurangan yang akan datang," Kepala Ekonom di Pantheon Macroeconomics Ltd Ian Shepherdson.
Akan tetapi, risalah Fed menunjukkan pandangan terbelah tentang ketahanan inflasi yang lebih cepat serta pada bidang utama pembuatan kebijakan.
Baca Juga
Sementara itu, lonjakan harga konsumen baru-baru ini telah menarik perhatian pembuat kebijakan dan mendorong kesepakatan luas untuk menarik kembali pembelian aset dan beberapa peserta rapat masih khawatir bahwa inflasi dapat merosot kembali ke tren pra-pandemi yang berjalan di bawah target 2 persen.
Di bidang tenaga kerja, para pejabat melihat kemajuan. Namun, diskusi akhir Juli itu juga menunjukkan ketidakpastian atas lesunya pasar tenaga kerja jangka pendek dan menengah, mengingat hilangnya pekerjaan terkait dengan pandemi.
Pilihan kebijakan ke depan juga kemungkinan akan dipengaruhi oleh pejabat baru di Dewan Fed ketika pemerintahan Biden bergerak untuk mengisi sebanyak empat posisi pada awal 2022.
“Beberapa peserta menekankan bahwa pekerjaan tetap jauh di bawah tingkat pra-pandemi dan bahwa pasar tenaga kerja yang kuat, didukung oleh kelanjutan kebijakan moneter yang akomodatif, akan memungkinkan kemajuan lebih lanjut menuju tujuan pasar tenaga kerja," tulis risalah tersebut.
Beberapa peserta juga berkomentar bahwa kenaikan harga yang terkonsentrasi di sejumlah kecil kategori tidak mungkin mengubah dinamika inflasi yang mendasarinya secara memadai untuk mengatasi kemungkinan bias ke bawah yang terus-menerus dalam inflasi.