Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengatakan jumlah layanan fasilitas kesehatan di banyak daerah bertambah secara signifikan. Tetapi, penambahan tersebut tercatat masih terpusat di kawasan Ibu Kota.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat telah ada penambahan 8.800 unit tempat tidur penanganan pasien Covid-19 di sembilan provinsi. Kesembilan provinsi tersebut adalah Jakarta, Bandung, D.I. Yogyakarta, Semarang, Solo Raya, Surabaya, Bali, Medan, dan Lampung.
"Layanan kesehatan di banyak daerah bertambah cukup signifikan, baik dalam hal penambahan kapasitas tempat tidur maupun kapasitas pendukungnya," kata Kepala Negara di Jakarta, Senin (16/8/2021).
Alih-alih di daerah, kawasan Ibu Kota tercatat memiliki alokasi terbesar dibandingkan provinsi lain atau sebanyak 84,14 persen dari total penambahan fasilitas penanganan pasien Covid-19. Fasilitas yang dimaksud adalah intensive care unit (ICU) dan tempat isolasi terpusat (Isoter).
Salah satu fasilitas penanganan pasien Covid-19 terbesar adalah fasilitas Isoter Rumah Susun Nagrak yang mencapai 3.756 tempat tidur. Adapun, penambahan kapasitas penanganan Covid-19 terbanyak dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang mencapai 288 tempat tidur perawatan, 69 fasilitas ICU, dan 2 ruang operasi.
Di samping itu, mayoritas penambahan fasilitas penanganan pasien Covid-19 mayoritas berada di Pulau Jawa atau mencapai 95,82 persen dari fasilitas yang terbangun. Dengan kata lain, sebanyak 87,8 persen dari total fasilitas penanganan pasien Covid-19 yang baru dibangun di Pulau Jawa berada di Ibu Kota.
Baca Juga
Adapun, fasilitas yang dibangun di luar Pulau Jawa hanya ada 2 provinsi, yakni Bali dan Sumatra Utara. Persentase fasilitas penangan Covid-19 baru di kedua provinsi tersebut hanya mencapai 4,17 persen.
Pada medio 2021, pemerintah telah menambah 2.811 tempat tidur ICU yang tersebar di 20 rumah sakit dan rumah sakit darurat Covid-19 (RDC). Selain itu, pemerintah juga telah membangun 13 fasilitas Isoter berkapasitas 5.989 tempat tidur isolasi.
Sebelumnya, Wakil Ketua Pembanguan RSDC Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Danis Sumadilaga berujar salah satu parameter dilakukannya proyek konversi RSD Covid-19 adalah angka kasus positif Covid-19 dan angka BOR di sebuah provinsi.
Di samping itu, Danis menjelaskan tenggat waktu yang pendek menjadi tantangan utama lantaran kondisi tiap gedung maupun rumah sakit berbeda-beda. Danis mencontohkan proses konversi Wisma Haji Pondok Gede menjadi RSD Covid-19 berbeda dengan proses konversi Wisma Haji Donohudan.
Namun demikian, Danis menyampaikan pihaknya akan mempercepat proses konversi di beberapa wilayah agar tidak ada pasien Covid-19 yang tidak mendapatkan pelayanan di rumah sakit.
"Intinya, kami lihat BOR-nya, kapasitas rumah sakitnya. Itu, dibicarakan [juga] di tingkat menteri, kami dapat perintah saja," ujarnya.