Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kontribusi Dipatok Naik Jadi 21,6 Persen 2024, Perluasan Produk UMKM Perlu Didorong

Dari potensi yang ada, Rio melihat produk-produk yang dihasilkan UMKM cukup inovatif dengan daya produksi yang mumpuni serta mampu bersaing dengan produk asing.
Pekerja membuat tas berbahan kain di tempat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Madiun, Jawa Timur, Sabtu (31/7/2021). Perajin UMKM tersebut tetap bertahan untuk berproduksi meskipun saat PPKM permintaan turun dari sebelum pandemi 20.000 buah per bulan menjadi 2.000 buah per bulan dengan harga Rp9 ribu hingga Rp18 ribu per buah. ANTARA FOTO/Siswowidodo
Pekerja membuat tas berbahan kain di tempat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Madiun, Jawa Timur, Sabtu (31/7/2021). Perajin UMKM tersebut tetap bertahan untuk berproduksi meskipun saat PPKM permintaan turun dari sebelum pandemi 20.000 buah per bulan menjadi 2.000 buah per bulan dengan harga Rp9 ribu hingga Rp18 ribu per buah. ANTARA FOTO/Siswowidodo

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rionald Silaban mengatakan bahwa usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Namun, dari sekitar 65 juta UMKM, kontribusi terhadap ekspor nasional baru 14 persen.

Perluasan UMKM tersebut, kata dia, menjadi perhatian pemerintah. Dari potensi yang ada, Rio melihat produk-produk yang dihasilkan UMKM cukup inovatif dengan daya produksi yang mumpuni serta mampu bersaing dengan produk asing.

“Oleh karenanya menjadi salah satu target pemerintah di tahun 2024 untuk mendorong kontribusi produk UMKM di dalam komoditas barang ekspor agar dapat mencapai angka 21,6%,” katanya dikutip dari situs Kemenkeu, Kamis (12/8/2021).

Rio menjelaskan bahwa pandemi menyulitkan langkah pemerintah dalam mengembangkan potensi UMKM. Namun, dia menegaskan negara tidak tinggal diam. Langkah cepat dan upaya preventif diambil untuk membantu para pelaku UMKM dalam menjaga operasional usahanya serta mencegah terjadinya PHK karyawan.

Salah satunya berkolaborasi dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), yaitu penjaminan pemerintah bagi UMKM dan korporasi yang terdampak pandemi Covid-19.

Direktur Eksekutif LPEI Daniel James Rompas mengatakan bahwa lembaganya sampai akhir Juni telah menyalurkan pembiayaan ekspor sebesar Rp90,2 triliun. Dari total tersebut, untuk sektor UMKM sebesar Rp14,5 triliun.

“Termasuk program penugasan khusus ekspor sebesar Rp408 miliar per 30 Juni 2021. Pada satu tahun terakhir, kenaikannya total pembiayaan UKM cukup besar yaitu Rp355 miliar dengan 15 sektor industri,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper