Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UMKM Batik Perlu Ekosistem Pasar Digital

Produk batik mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap ekspor Indonesia sehingga sangat potensial untuk dikembangkan.
Produk batik mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap ekspor Indonesia sehingga sangat potensial untuk dikembangkan.
Produk batik mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap ekspor Indonesia sehingga sangat potensial untuk dikembangkan.

Bisnis.com, JAKARTA – Ekosistem yang kondusif dalam pasar digital sangat diperlukan untuk pengembangan pelaku usaha UMKM, seperti batik tradisional.

Tokopedia dan Shop | Tokopedia mengadakan Kampanye Melokal untuk membantu para pelaku UMKM Batik lokal dalam melakukan inkubasi serta konsultasi pengembangan usaha. Selain itu Kampanye ini juga bertujuan untuk membantu UMKM Batik Lokal mengenalkan dan meningkatkan penjualan Batik asal Indonesia.

Pemerintah mengapresiasi keterlibatan swasta dalam mengembangkan UMKM Batik. Deputi Usaha Kecil dan Menengah Kementerian Koperasi Hanung Harimba mengungkapkan, peran swasta sangat dibutuhkan dalam mendukung UMKM batik mulai dari pendampingan manajemen usaha, pemasaran usaha hingga kemitraan.

“Kampanye Melokal dengan Batik yang dilakukan Tokopedia dan Shop | Tokopedia sangat membantu UMKM batik dalam melakukan inkubasi, konsultasi pengembangan usaha batik serta mengembangkan bisnis batik lokal dalam platform e-commerce,” kata Hanung dalam keterangan tertulis, Selasa (30/4/2024).

Hanung juga menambahkan, bahwa ekosistem yang kondusif dalam pasar digital untuk sekarang sangat diperlukan. Hal tersebut dikarenakan batik mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap ekspor Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ekspor batik Indonesia pada 2023 berjumlah US$17,5 juta. Jumlah ini belum sebesar di masa sebelum pandemi. Namun, angka tersebut memperlihatkan potensi industri batik yang sangat besar.

Batik asal Indonesia ini paling banyak diekspor ke negara-negara seperti Amerika Serikat (porsi 74,75%), Jerman (3,61%), Singapura (3,23%), Malaysia (2,82%), dan Kanada (1,92%).

Shop | Tokopedia Fashion Category Lead Desey Muharlina Bungsu mengungkapkan, kampanye Melokal dengan Batik merupakan salah satu upaya Tokopedia dan Shop | Tokopedia untuk mendukung perkembangan industri batik sekaligus memperkenalkan batik secara lebih luas kepada masyarakat.

Menurut Desey, program ini juga dapat membantu UMKM batik lokal untuk memasarkan produk mereka serta memberikan kemudahan akses pinjaman modal usaha dari mitra keuangan terhubung.

“Jadi, UMKM batik lokal yang bergabung dalam program Melokal dengan Batik tidak kami pungut komisi alias nol persen. Mereka yang bergabung dengan program ini akan kami bantu terkait pendanaan yang menghubungkan UMKM dengan lembaga keuangan. Selain itu, Tokopedia dan Shop | Tokopedia juga menggandeng Institut Seni Indonesia untuk membuatkan beberapa disain yang menarik untuk UMKM batik lokal,” kata Desey.

Bukan hanya itu, menurut Desey UMKM batik lokal yang tergabung dengan Melokal dengan Batik juga akanmendapatkan bantuan kampanye pemasaran produk agar bisa meningkatkan penjualan. Menurutnya, langkah ini ternyata terbukti cukup efektif dalam meningkatkan pemesanan UMKM batik lokal sebesar hampir 2,5 kali lipat.

Marketing Manager Batik Arkanza Oki Dwiyanto memuji kampanye Melokal dengan Batik yang dilakukan oleh Tokopedia dan Shop | Tokopedia. Menurutnya, Batik Arkanza awalnya hanya berjualan dari garasi rumah dengan dua orang karyawan. Kini, Batik Arkanza telah tersedia secara online melalui Tokopedia dan Shop | Tokopedia dan berhasil mempekerjakan 50 karyawan.

“Saya bisa belajar banyak dari program Melokal dengan Batik. Awalnya produk batik Arkanza dijual secara konvensional dan kini sudah bisa di e-commerce. Bukan itu saja, motif batik Arkanza juga semakin banyak dan konsep brand juga naik. Kini kami mulai masuk ke anak muda,” ujar Oki.

Kepala bidang usaha Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Riesta Karentina turutmenjelaskan, bahwa 60 persen dari 64,5 juta UMKM batik masuk kategori mikro. UMKM batik mikro ini perlu bantuan untuk membangun ekosistem agar bisa semakin tumbuh berkembang.

“Tantangan UMKM batik itu ada dua, pertama aspek legalitas dan yang kedua manajerial. Masalah legalitas yang paling sering ditemukan antara lain kasus hak intelektual dan juga hak merek, sedangkan masalah manajerial yaitu bagaimana UMKM mikro bisa dikelola dengan baik hingga bisa mencari pasar sendiri,” jelas Riesta.

Riesta juga menucapkan rasa syukurnya serta berterima kasih kepada para enabler seperti Tokopedia atas bantuannya untuk UMKM batik lokal. Dengan adanya kampanye melokal dan kegiatan seperti ini, turut membantu UMKM batik lokal dalam mempromosikan serta meningkatkan penjualan batik dari Indonesia. (Fasya Kalak Muhammad)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Redaksi
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper