Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan harga beras di tingkat grosir dan eceran mengalami penurunan pada April 2024. Hal tersebut seiring dengan menurunnya harga gabah di tingkat petani.
Adapun harga beras yang disampaikan BPS merupakan rata-rata harga beras yang mencakup berbagai jenis kualitas beras dan juga mencakup rata-rata harga dari seluruh wilayah di Indonesia.
“Penurunan harga beras secara bulanan terjadi di tingkat grosir dan eceran,” kata Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rilis BPS, Kamis (2/5/2024).
Secara terperinci, harga beras di penggilingan pada April 2024 turun 8,04% (month-to-month/mtm) di level Rp13.012 per kilogram. Bulan sebelumnya, harga beras di penggilingan dipatok sebesar Rp14.150 per kilogram.
Namun secara tahunan, harga beras di penggilingan naik sebesar 15,31% dari sebelumnya Rp11.285 per kilogram.
Di tingkat grosir, harga beras tercatat turun 4,77% secara bulanan menjadi Rp13.835 per kilogram, dari sebelumnya Rp14.528 per kilogram. Secara tahunan, harga beras di tingkat grosir naik 14,07% dari sebelumnya Rp12.092 per kilogram.
Baca Juga
Kemudian di tingkat eceran, harga beras dilaporkan turun sebesar 2,72% mtm. Harga beras secara rata-rata nasional berada di level Rp15.109 per kilogram dari bulan sebelumnya Rp15.525 per kilogram.
Dibandingkan tahun sebelumnya, harga beras di tingkat eceran naik sebesar 15,90% dari sebelumnya Rp12.856 per kilogram.
Penurunan harga yang terjadi di tingkat penggilingan, grosir, dan eceran terjadi seiring turunnya harga gabah di tingkat petani. Amalia mengatakan, harga gabah kering panen turun tajam sebesar 15,58% menjadi Rp5.686 per kilogram dari bulan sebelumnya RP6.736 per kilogram.
Kemudian, harga gabah kering giling (GKG) turun 14,32% menjadi Rp6.958 per kilogram dari bulan sebelumnya sebesar Rp8.121 per kilogram.
Dengan meningkatnya produksi beras dalam negeri, komoditas ini mengalami deflasi sebesar 2,72%, memberikan andil deflasi sebesar 0,12% pada April 2024.