Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Hulu Rokan telah mengebor sumur pertama di Blok Rokan setelah resmi mengelola wilayah kerja tersebut pada 9 Agustus 2021.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan sehari setelah alih Kelola WK Rokan, Pertamina Hulu Rokan (PHR) berhasil meneruskan program pemboran yang telah disiapkan pada saat alih kelola bersama SKK Migas dan PT CPI. Sumur perdana yang dibor di Wilayah Kerja (WK) Rokan adalah Sumur Bangko P03reg 5.
“SKK Migas bersyukur dan mengapresiasi komitmen PHR paska alih kelola WK Rokan, sehingga kegiatan yang telah direncanakan dapat direalisasi tepat waktu, yaitu Selasa. Semoga semua rencana yang sudah disusun dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga usaha-usaha yang dilakukan PHR dalam menjaga tingkat produksi WK Rokan dapat dicapai sesuai target,” kata Julius dalam keterangan resminya, Kamis (12/8/2021).
Sumur Bangko P03reg 5 dibor menggunakan Rig BN-18 berkapasitas 550 Horse Power (HP) dengan target kedalaman trajectory lubang sedalam 2150 feet.
“Sumur ini ditargetkan untuk memproduksikan minyak, dengan desain tiga rangkaian casing. Pengerjaannya kami eestimasi berjalan 10 hari sampai ke fase komplesi sumur,” jelasnya.
Sesuai dengan hasil revisi Work, Program, and Budget (WP&B) 2021, PHR akan melakukan pemboran untuk 141 sumur pada 2021.
Baca Juga
Komitmen jumlah pemboran baru ini merupakan perubahan dari rencana awal PHR yang hanya mengebor 84 sumur pada 2021, dan juga berkomitmen melakukan program-program CPI yang tidak dapat direalisasi karena kendala di lapangan menjelang akhir alih kelola.
Secara total, Pertamina akan sebanyak 161 sumur lebih banyak 20 sumur dari WP&B 2021. Untuk mengawal pencapaian target tersebut, PHR akan menambah 2 unit rig sehingga seluruh yang digunakan pada 2021 sebanyak 18 unit rig.
“Pada saat alih kelola, PHR berkomitmen mengebor 161 sumur pada 2021. Semoga semua komitmen dapat dilaksanakan, minimal sama dengan komitmen yang telah disampaikan dalam WP&B,” tambah Julius.
Untuk merealisasikan target tersebut, Julius mengatakan SKK Migas bersama PHR telah melakukan beberapa upaya seperti mengawal persetujuan AMDAL untuk Lapangan Bekasap, mempercepat proses pengadaan rig dan jasa pemboran berkelanjutan dari CPI ke PHR, serta proses transfer material pengeboran dengan sistem mirroring contract.
Saat ini, SKK Migas dan PHR juga mulai mendetailkan rencana kegiatan yang akan dilakukan pada 2022, antara lain melakukan kegiatan pemboran sebanyak 500 sumur.
“Kami berharap upaya-upaya yang sedang dilakukan oleh SKK Migas bersama PHR mendapatkan dukungan penuh dari para pemangku kepentingan. Ini sangat penting karena kami berharap, WK Rokan tetap menjadi salah satu WK terbesar di Indonesia yang menjadi andalan dalam memenuhi target produksi 1 juta BOPD dan 12 BSCFD pada 2030 mendatang,” ungkapnya.