Bisnis.com, JAKARTA – Keengganan daerah untuk melakukan integrasi dalam membangun industri pariwisata di Tanah Air menghalangi peluang ekonomi yang sebenarnya bisa diraup secara maksimal oleh Indonesia.
Ekonom Senior Indef Aviliani mengatakan keengganan yang dimiliki daerah untuk berintegrasi tersebut menjadi pemicu terjadinya pemborosan anggaran negara yang seharusnya bisa dikelola secara efisien sebagai respons atas dampak pandemi.
Pariwisata di satu daerah, jelasnya, tidak terintegrasi dengan daerah lain. Apabila mereka bergabung, maka pasarnya akan membesar. Tetapi itu tidak terjadi, bahkan di tingkat desa.
Dengan kata lain, pemborosan anggaran akhirnya terjadi karena simbiosis mutualisme tidak ada terjalin. Baik antarpemerintah daerah maupun pemerintah daerah pemerintah pusat.
"Daerah satu tidak mau berintegrasi dengan daerah lain. Lalu, buat kebun binatang sendiri untuk meraup pendapatan. Jadi, di daerah itu akhirnya dana desa yang disalurkan pemerintah hanya habis untuk membangun kebun binatang," ujar Aviliani dalam konferensi pers virtual, Kamis (12/8/2021).
Dia menambahkan kondisi tersebut juga bertolak belakang dengan upaya pemerintah dalam mengefisienkan anggaran yang linear dengan daya pertumbuhan perekonomian negara. Selain itu, keberhasilan pemerintah dalam melakukan efisiensi anggaran tidak hanya berdampak terhadap pasar industri pariwisata.
Namun, efisiensi juga mampu meningkatkan daya saing serta menambah raupan pajak. "Itu APBN harus dibedah. Pendapatan kita enggak berubah sama sekali," kata Aviliani.