Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menantang produsen rangka baja permanen jembatan untuk meningkatkan daya saing dan transparansi produk. Oleh karena itu, pemerintah membuat kontrak payung katalog elektronik sektoral untuk komoditas rangka baja permanen jembatan.
Katalog elektronik tersebut akan menghubungkan perusahaan jasa konstruksi dengan 10 produsen rangka baja permanen jembatan.
Kesepuluh produsen tersebut adalah PT Amarta Karya (Persero), Bumi Beam Center, PT Citramasjaya Teknikmandiri, PT Indo Trans Konstruksi, PT Karunia Berca Indonesia, PT Wiratama Globalindo Jaya, PT Yambala Indonesia, PT Bukaka Teknik Utama Tbk, PT Rajawali Sakti Utama, dan PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi.
“Saya melihat ini sebagai instrumen penting untuk mendukung akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan good governance, namun menjadi tidak berguna jika penggunanya masih berusaha mencari celah [untuk mengakalinya],” kataya dalam keterangan resmi yang dikutip Selasa (10/8/2021).
Katalog elektronik tersebut akan menjajakan 10 jenis rangka baja permanen jembatan yang dikelompokkan dalam dua kelas, yakni Kelas A dan Kelas B.
Kedua kelas tersebut akan menjajakan rangka baja bentang 40 meter, 45 meter, 50 meter, 55 meter, dan 60 meter.
Direktur Bina Teknik Jalan dan Jembatan Nyoman Suaryana mengatakan bahwa proses persiapan katalog elektronik tersebut dimulai sejak 2019.
Suaryana mengatakan, pihaknya sangat prudent dalam menggodok katalog tersebut lantaran banyak aturan baru yang terbilang rumit.
“Sistem ini nantinya akan bisa dimanfaatkan tidak hanya oleh Ditjen Bina Marga, tetapi juga oleh para pemerintah daerah,” kata Nyoman Suaryana.
Sementara itu, Direktur Pembangunan Jembatan Yudha Handita Pandjiriawan menilai, katalog tersebut akan membuat proses lelang komponen konstruksi jembatan lebih transparan.
Selain itu, lanjutnya, perusahaan jasa konstruksi juga akan diuntungkan dengan harga yang lebih kompetitif.
Menurutnya, katalog elektronik untuk komoditas jembatan rangka bailey dan jembatan gantung akan segera diluncurkan. Alhasil, proses pengadaan komponen konstruksi pada masa depan akan serupa dengan belanja di lokapasar.
Di sisi lain, Indonesia Iron and Steel Association (IISA) mendata tujuh jenis baja infrastruktur yang diimpor pada semester I/2021, yakni baja canai panas (HRC), pelat baja, baja canai dingin (CRC), wire rod, bar, section, dan baja lapis.