Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan dapat menyelesaikan konstruksi Bendungan Sidan pada 2023. Namun demikian, konstruksi bendungan tersebut dinilai belum cukup untuk memenuhi kebutuhan Pulau Dewata.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa bendungan tersebut akan memiliki kapasitas tampung 3,82 juta meter kubik. Namun demikian, kapasitas tampung tersebut dinilai belum mampu untuk memenuhi kebutuhan air Provinsi Bali pada masa depan.
"[Dengan demikian,] direncanakan untuk membangun beberapa bendungan lagi, termasuk Bendungan Tamblang di Kabupaten Buleleng yang saat ini juga sedang dikerjakan," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (6/8/2021).
Basuki berujar tingginya kebutuhan air di Bali disebabkan oleh laju pertumbuhan wisata dan pertumbuhan penduduk yang besar. Menurutnya, pertumbuhan tersebut secara tidak langsung meningkatkan kebutuhan air baku pada masa depan.
Basuki menilai konstruksi tambahan tampungan air seperti bendungan dapat menjadi solusi kekurangan air baku di masa depan tersebut. Sejauh ini, konstruksi Bendungan Sidan telah mencapai 76,7 persen.
Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida mendata Bendungan Sidan dapat menyediakan air baku sebesar 1,75 liter per detik (ldp) ke empat wilayah, yakni Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Tabanan. Selain itu, Bendungan Sidan akan memiliki luas lahan 82,73 hektar dan dapat menghasilkan energi sebesar 0,64 megawatt.
Baca Juga
Kepala BWS Bali-Penida Maryadi Utama mengatakan konstruksi Bendungan Sidan akan memberikan manfaat bagi konservasi air, pariwisata, dan penyediaan air baku. Menurutnya, Bendungan Sidan akan membendung Sungai Ayung dengan panjang puncak 185 meter dan lebar puncak 8,5 meter.
Selain itu, Bendungan Sidan akan dilengkapi dengan terowongan pengelak sepanjang 453 meter yang dapat mengurangi debit banjir hingga 266 ldp.