Bisnis.com, JAKARTA - AP Moller-Maersk A/S, perusahaan peti kemas terbesar di dunia merevisi target laba tahunan setelah tarif pengiriman melonjak karena penguncian mendorong lebih banyak orang menghabiskan uang untuk berbelanja.
Perusahaan yang berbasis di Kopenhagen itu menaikkan prakiraan laba hampir menjadi US$5 miliar atau Rp72 triliun. Pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (Ebitda) setahun penuh akan menjadi US$18 miliar hingga US$19,5 miliar, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar US$13 miliar sampai US$15 miliar.
Adapun, pendapatan sebelum bunga dan pajak (Ebit) yang mendasari akan berada dalam kisaran US$14 miliar hingga US$15,5 miliar dibandingkan dengan US$9 miliar hingga US$11 miliar yang terlihat sebelumnya.
"Kinerja kuartalan yang kuat terutama didorong oleh berlanjutnya situasi pasar yang luar biasa dengan rebound kuat dalam permintaan yang menyebabkan kemacetan dalam rantai pasokan dan kekurangan peralatan,” kata perusahaan, dilansir Bloomberg, Selasa (3/8/20210.
Selama setahun terakhir, tarif angkutan telah berulang kali menembus rekor tertinggi di tengah permintaan yang kuat dan pasokan yang terbatas.
Di sisi permintaan, konsumen yang tidak mampu menyalurkan tabungannya ke dalam kunjungan restoran, membelanjakan uangnya untuk impor. Di sisi penawaran, kapasitas yang sudah ketat terkena kemacetan yang menekan lalu lintas di rute-rute utama.
Baca Juga
"Tarif sekarang berada di level tidak berkelanjutan" dan akan mendingin tahun depan," kata Lee Klaskow, analis senior di Bloomberg Intelligence.
Sementara pendapatan lini kontainer tampaknya akan mencapai puncaknya pada 2021, tingkat laba tahun depan akan tetap tinggi dibandingkan dengan rata-rata historis, kata Klaskow dalam catatan 22 Juli.
"Perkiraan pendapatan Maersk 2021 yang ditingkatkan dapat dicapai, kami percaya, dengan latar belakang kendala rantai pasokan, penyetokan ulang inventaris, dan kekurangan peralatan yang telah menciptakan tingkat yang paling menguntungkan dalam satu generasi," katanya.
Titik tengah pedoman Ebitda 2021 yang direvisi manajemen (US$18 sampai US$19,5 miliar) adalah sekitar 9,2 persen di atas konsensus. Pertumbuhan permintaan (direvisi hingga 6 sampai 8 persen) harus terus mendapat dukungan dari perdagangan trans-Pasifik hingga 2022.
Maersk, yang pada Mei mengatakan akan melakukan buyback saham senilai US$5 miliar, dijadwalkan untuk merilis laporan kuartal kedua penuh pada 6 Agustus.
Perusahaan memberikan beberapa angka kuartal kedua yang belum diaudit. Pendapatan tercatat US$14,2 miliar pada kuartal kedua. Ebitda sebesar US$5,1 miliar dan Ebit US$4,1 miliar.
Penghasilan pada kuartal ketiga diperkirakan akan melebihi level kuartal kedua karena permintaan peti kemas global pada 2021 diperkirakan akan tumbuh 6 sampai 8 persen, naik dari perkiraan sebelumnya 5 hingga 7 persen, terutama didorong oleh volume ekspor dari China ke AS.