Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan Kontainer Terbesar Dunia Ini Sulit Rekrut Wanita untuk Posisi 'Top Executive'

Pengiriman kontainer tetap menjadi salah satu industri yang paling sulit untuk dijembatani dalam hal keragaman gender. Di Denmark, negara basis Maersk, hanya sekitar 14 persen dari mereka yang bekerja di industri ini adalah wanita.
Ilustrasi:Kapal MV Maersk Mc-Kinney saat tiba di pelabuhan Rotterdam (16/8/2013)/Reuters
Ilustrasi:Kapal MV Maersk Mc-Kinney saat tiba di pelabuhan Rotterdam (16/8/2013)/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Pemimpin A.P. Moller-Maersk A/S, Jim Hagemann Snabe mengakui kesulitan mendapatkan cukup wanita untuk melamar pekerjaan untuk posisi manajemen puncak di perusahaan pelayaran kontainer terbesar di dunia itu.

Tahun lalu, perusahaan itu merekrut satu-satunya wanita di jajaran direksinya, dalam upaya mencoba memberi peluang menuju keseimbangan gender yang lebih baik dalam industri yang secara tradisional didominasi oleh pria.

“Tantangan terbesar sebenarnya adalah kami tidak mendapatkan cukup banyak wanita melalui sistem manajemen,” kata Snabe, dilansir Bloomberg, Rabu (24/3/2021).

Dia mengatakan Maersk kini telah menetapkan tujuan dan rencana untuk memastikan bahwa wanita yang kompeten memiliki keberanian untuk melamar untuk peran tersebut.

Pengiriman kontainer tetap menjadi salah satu industri yang paling sulit untuk dijembatani dalam hal keragaman gender. Di Denmark, negara basis Maersk, hanya sekitar 14 persen dari mereka yang bekerja di industri ini adalah wanita.

Maersk telah menetapkan sendiri sejumlah target di seluruh tingkat organisasinya. Tahun ini, mereka menginginkan setidaknya 35 perse dari manajer seniornya adalah perempuan. Tahun lalu angkanya mencapai 30 persen.

“Pengalaman saya adalah bahwa mereka setidaknya sama terampilnya, jika tidak lebih terampil, daripada rekan laki-laki mereka,” kata Snabe.

Pada 2020, Maersk melepas wanita kepala keuangan pertamanya. Carolina Dybeck Happe, yang keluar untuk bergabung dengan General Electric Co., baru bekerja di raksasa perkapalan Denmark selama kurang lebih satu tahun.

Pada tahun yang sama, Maersk memasukkan Henriette Hallberg Thygesen ke dalam tim manajemen eksekutifnya, memastikan bahwa grup tersebut tidak semuanya laki-laki. Thygesen menjalankan armada Maersk dan unit merek strategis.

Namun Maersk juga menghadapi tantangan keragaman di luar gender. Perusahaan ini memiliki sejarah dalam mendidik para pemimpinnya dari sekelompok pria muda yang cenderung naik peringkat dari program pelatihannya.

Dari lima orang di dewan eksekutifnya, hanya satu, yakni CFO Patrick Jany, yang memiliki pengalaman kerja substansial di luar perusahaan.

Pemimpin Maersk, yang berbicara setelah perusahaan mengadakan rapat umum tahunan, juga mengatakan bonus eksekutif di masa depan mungkin akan dikaitkan dengan tujuan lingkungan, sosial dan tata kelola. Namun, Snabe mengatakan bahwa kesetaraan gender tidak mungkin menjadi bagian dari struktur insentif itu.

“Saya tidak membayangkan bahwa kami akan menggunakan keragaman gender sebagai parameter bonus, melainkan sebagai asumsi untuk manajemen,” katanya. Idenya adalah untuk mendorong kemajuan melalui rencana konkret, bukan bonus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper