Bisnis.com, JAKARTA – Maersk Denmark menjadwalkan belasan kapal kontainer untuk berlayar melalui Terusan Suez dan Laut Merah dalam beberapa hari dan pekan ke depan. Ini menjadi pertanda bahwa perusahaan-perusahaan pelayaran global akan kembali ke rute tersebut.
Melansir Reuters, Jumat (28/12/2023), perusahaan-perusahaan pelayaran dunia, termasuk raksasa peti kemas Maersk dan Hapag-Lloyd, berhenti menggunakan rute Laut Merah setelah kelompok militan Houthi di Yaman mulai menyasar kapal-kapal pada awal bulan ini dan mengganggu perdagangan global.
Kembalinya rute-rute yang lebih pendek melalui Terusan Suez dari pelayaran di sekitar Afrika berpotensi mendorong penurunan tarif angkutan barang.
Akhir pekan lalu, Maersk menyatakan pihaknya tengah mempersiapkan rute ke Laut Merah untuk perjalanan ke arah timur dan barat, menyusul operasi militer yang dipimpin AS untuk melindungi kapal-kapal dari serangan Houthi.
”Jadwal ini masih dapat berubah berdasarkan rencana kontingensi khusus yang mungkin dibentuk dalam beberapa hari mendatang,” kata perusahaan.
CMA CGM Prancis pada hari Selasa mengatakan bahwa mereka meningkatkan jumlah kapal yang melintasi Terusan Suez.
Baca Juga
Di antara kapal-kapal yang terdaftar dalam advisory Maersk untuk klien pada hari Rabu adalah Maren Maersk, yang meninggalkan Tangiers pada 24 Desember dan akan melanjutkan perjalanan melalui Terusan Suez dengan perkiraan waktu kedatangan di Singapura pada 14 Januari.
Namun, banyak dari kapal-kapalnya yang masih dijadwalkan untuk melakukan perjalanan keliling Afrika, demikian menurut pengumuman tersebut.
Sejak 19 Desember, Maersk mengalihkan rute kapal-kapal di sekitar Afrika melalui Tanjung Harapan untuk menghindari serangan, membebankan biaya tambahan kepada pelanggan dan menambah waktu berminggu-minggu untuk mengangkut barang dari Asia ke Eropa dan ke pantai timur Amerika Utara.
Pada 22 Desember, perusahaan ini mengumumkan bahwa mereka akan menambah biaya sebesar US$700 untuk kontainer standar yang melakukan perjalanan dari China ke Eropa Utara. Biaya tersebut terdiri dari biaya tambahan gangguan transit sebesar US$200 dan biaya tambahan untuk musim ramai sebesar US$500.
Biaya gangguan transit diberlakukan minggu lalu dengan efek langsung, sementara penambahan biaya musim puncak berlaku mulai 1 Januari. Tidak segera jelas bagaimana keputusan untuk memulai kembali beberapa pengiriman Laut Merah akan mempengaruhi biaya tambahan.
Perusahaan menolak berkomentar lebih lanjut ketika ditanya tentang jadwal kapalnya.
"Saat ini, kami tidak bisa mengatakan lebih dari apa yang telah disampaikan," ujar juru bicara Maersk dalam sebuah pernyataan.