Bisnis.com, JAKARTA - Pertamina International Shipping (PIS) menyiapkan jalur alternatif, yakni melalui pelabuhan di wilayah Oman, India, hingga Amerika Serikat (AS), sebagai respons terhadap eskalasi konflik Iran-Israel.
“Untuk menjamin kelangsungan rantai pasok, beberapa alternatif tersebut adalah melalui wilayah Oman, atau kami cari jalur di Amerika dan India,” ucap Corporate Secretary PT Pertamina International Shipping (PIS) Muhammad Baron di Jakarta, Jumat.
Baron memastikan bahwa PIS meningkatkan kewaspadaan dan pemantauan secara intensif terhadap pergerakan operasional kapal, terutama untuk kapal-kapal yang beroperasi di rute internasional dengan tingkat keamanan tertentu, dalam hal ini yang terdampak oleh konflik Iran-Israel.
Rute tersebut, lanjut dia, termasuk yang melintasi Laut Merah dan Terusan Suez.
“Saat ini juga, PIS memastikan seluruh kapal yang beroperasi di rute internasional dalam kondisi aman,” kata Baron.
Terkait dengan pembengkakan biaya kirim sebagai akibat dari pengalihan jalur, Baron menyampaikan bahwa PIS belum melakukan kalkulasi secara detail. Yang menjadi fokus dari PIS saat ini adalah menciptakan skenario-skenario yang dipengaruhi oleh dinamika kawasan itu.
Baca Juga
Dinamika regional Timur Tengah menuai perhatian perusahaan guna menyiapkan langkah-langkah antisipasi. PIS berkomitmen untuk menjaga keselamatan armada guna memastikan kelancaran operasional dan keamanan pengangkutan energi ke Indonesia.
“Ini terkait dengan antisipasi kami di rute-rute internasional untuk mendukung ketahanan energi,” ucapnya.
Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat sejak Jumat (13/6) ketika Israel melancarkan serangan udara di sejumlah lokasi di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir.
Serangan Israel memicu Teheran untuk melancarkan serangan balasan ke sejumlah titik di negara tersebut pada hari yang sama.
Otoritas Israel menyebut sekurangnya 24 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat serangan balasan Iran. Sementara, 639 orang tewas dan lebih dari 1.300 orang lainnya terluka di Iran imbas serangan Israel, menurut media Iran.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Kamis (19/6), menyatakan akan memutuskan dalam waktu dua pekan apakah akan memberi lampu hijau terhadap keterlibatan AS dalam serangan ke Iran atau tidak.