Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLN Buka Suara Soal Wacana Holding PLTU Batu Bara

PLN buka suara soal rencana pembentukan holding perusahaan PLTU batu bara.
PLTU Jawa 8/ Istimewa - PLN
PLTU Jawa 8/ Istimewa - PLN

Bisnis.com, JAKARTA - PT PLN (Persero) disebut tengah mengkaji rencana pembentukan holding perusahaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.

Wacana pembentukan holding tersebut rencananya akan menggabungkan aset-aset PLTU yang dikelola oleh PLN dan anak usahanya, yakni PT Indonesia Power dan PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB).

Ketika dikonfirmasi, Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi membenarkan hal tersebut. Namun, ia enggan menjelaskan lebih jauh.

"Saat ini, masih tahap proses kajian awal," ujar Agung kepada Bisnis.com, pekan lalu.

Rencana pembentukan holding PLTU ini pertama kali diungkapkan oleh Serikat Pekerja PLN Group dalam konferensi pers pada Selasa (27/7/2021).

Sekretaris Jenderal Persatuan Pegawai PT Indonesia Power Andy Wijaya mengungkapkan wacana pembentukan holding ini masih dalam tahap pengumpulan data. Menurutnya, di dalam internal PLN sudah ada permohonan data untuk kajian monetisasi aset PLTU yang terdiri atas PLTU Labuan, PLTU Lontar, PLTU Suralaya 1-7, PLTU Suralaya 8, PLTU Palabuhan Ratu, PLTU Adipala, PLTU Paiton 1-2, PLTU Paiton 9, PLTU Pacitan, PLTU Rembang, PLTU TJ. Awar-Awar.

Holding PLTU itu ditengarai menjadi bagian dari pipeline rencana initial public offering (IPO) yang direncanakan oleh Kementerian BUMN.

"Holdingisasi PLTU ini akan IPO [initial public offering]. Terdiri dari aset PT PLN (Persero), Indonesia Power, dan PJB akan dijadikan holding pembangkit listrik tenaga uap. Sampai sekarang PLTU belum ada PT-nya," kata Andy, Selasa (27/7/2021).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Serikat Pekerja PLN Bintoro Suryo menambahkan bahwa rencana pembentukan holding PLTU batu bara itu memang tengah menjadi isu panas di dalam internal PLN dalam 2 bulan terakhir ini.

SP PLN khawatir rencana pelepasan aset PLTU menjadi perusahaan baru dan rencana IPO itu akan membuat harga listrik meningkat. Hal ini mengingat aset PLTU tersebut berada di Pulau Jawa yang memiliki biaya pokok penyediaan listrik paling rendah dan berfungsi sebagai tulang punggung penyeimbang tarif listrik nasional. Skema IPO dinilai berpotensi membuat harga listrik akan mengikuti mekanisme pasar.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 14 perusahaan masuk ke dalam pipeline rencana IPO yang direncanakan Kementerian BUMN. Beberapa perusahaan BUMN dan anak usaha BUMN sektor energi yang disiapkan IPO antara lain, PT Pembangkit Listrik Tenaga Uap, PT Pertamina International Shipping, PT Pertamina Geothermal Energi, PT Pertamina Hulu Indonesia, dan PT Pertamina Hilir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper