Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPKM Bikin Super Air Jet Tunda Terbang?

Pemerhati penerbangan menilai operasional Super Air Jet bakal tertunda akibat adanya PPKM darurat.
Kru kabin Super Air Jet. /Dok. Istimewa
Kru kabin Super Air Jet. /Dok. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Beroperasinya Super Air Jet, maskapai baru bentukan Rusdi Kirana, diproyeksikan masih menunggu tuntasnya kebijakan Pemberlakuan pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat supaya mendapatkan kepastian dari sisi tingkat permintaan.

Pemerhati penerbangan Gerry Soedjatman berpendapat hingga kini Super Air Jet belum juga memastikan untuk terbang karena mempertimbangkan permintaan angkutan udara yang anjlok akibat PPKM. Terlebih, Lion Group juga telah merumahkan karyawan karena permintaan yang turun drastis akibat PPKM.

“Saya rasa dia [Super Air Jet] akan mulai terbang begitu PPKM Darurat Level 3 atau Level 4 selesai,” katanya, Senin (2/8/2021).

Terkait dengan dampak PPKM kepada Lion Air yang merampingkan struktur karyawannya, Pengamat penerbangan Arista Atmadjati mengatakan hal tersebut tidak menjadi masalah dari sisi hukum tenaga kerja karena banyak perusahaan yang juga merumahkan karyawannya akibat pandemi. Namun, hal ini memang berbanding terbalik dan tidak etis dengan rencana mengoperasikan maskapai baru Super Air Jet.

Lebih jauh, Arista berpendapat karena Lion Air Group perusahaan swasta dan tidak terdaftar di bursa saham, lebih mudah melakukan aksi korporasi. Beda dengan PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan go public.

Persoalan besar Lion Air Group, kata Arista, sebenarnya tidak bisa mencicil sewa pesawat yang jumlahnya ratusan karena banyak yang parkir di bandara akibat jumlah penerbangan turun.

“Jadi mending dibalikin dan sebagian disewa lagi oleh maskapai di USA. Daripada pusing mikirin Lion Air, Rusdi bikin maskapai baru dengan pesawat yang lebih berumur agar sewanya murah," kata Arista.

Dia juga menilai Indonesia sebagai negara kepulauan, masih membutuhkan banyak perusahaan maskapai lokal. Hal itu juga yang dilihat dan dibidik Super Air Jet tepat sebab potensi pesawat berbiaya murah sangat potensial.

Adapun Super Air Jet saat ini sedang mempersiapkan rencana untuk penerbangan perdana (inaugural flight) melayani penumpang berjadwal (regular flight), yang akan dijadwalkan segera. Super Air Jet memiliki kode IATA IU.

Untuk menjawab dan mengakomodir kebutuhan penerbangan bagi para generasi kekinian, maskapai ini akan memulai layanan ke Jakarta melalui Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang (CGK), Kemudian Palembang melalui Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (PLM). Lalu, Padang melalui Bandar Udara Internasional Minangkabau (PDG).

Tak hanya itu, Batam – Bandar Udara Internasional Hang Nadim (BTH), Medan – Bandar Udara Internasional Kualanamu (KNO) dan Pontianak – Bandar Udara Internasional Supadio (PNK). Super Air Jet akan beroperasi dengan frekuensi terbang 1 (satu) kali setiap hari, yang dilayani pergi pulang (PP).

Fokus utamanya adalah menawarkan konsep berbiaya rendah dengan penerbangan langsung antarkota secara point-to-point di pasar domestik dan nantinya dapat merambah ke rute-rute internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper