Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah ekonom telah memproyeksi penurunan Purchasing Managers’ Index™ (PMI™) Manufaktur Indonesia akan mulai terjadi pada Juli 2021 setelah sebelumnya hanya sedikit melandai pada Juni.
Hari ini IHS Markit melaporkan perolehan PMI periode Juli berada di posisi kontraksi 40,1. Hal itu setelah delapan bulan berturut-turut mencatatkan level ekspansif di atas poin 50 atau sejak Juni 2020 lalu.
Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Indef Ahmad Heri Firdaus mengatakan dalam kondisi saat ini, level PMI sangat bergantung dan mengikuti tren kasus Covid-19. Alhasil, adanya gelombang baru dari varian delta di Indonesia saat ini akan cukup membuat PMI kontraksi setidaknya hingga Agustus ini.
"PMI sudah mencapai puncak pada April dan Mei 2021 lalu salah satunya juga didorong kasus infeksi Covid-19 ketika itu relatif terkendali. Kontraksi PMI Juli kontraksi ini membuat kemungkinan optimisme untuk peningkatan ekspansi kembali paling cepat September nanti," katanya kepada Bisnis, Senin (2/8/2021).
Adapun, Heri menyebut kunci menjaga kinerja industri saat ini adalah komitmen keberpihakan pemerintah akan produk dalam negeri. Terlebih lagi, Indonesia memiliki pasar yang luas dan kerap menggiurkan bagi produsen luar negeri.
Menurutnya, meski tidak salah adanya produk impor di dalam negeri tetapi produk lokal harus ditanamkan dahulu agar menempati peringkat pertama di hati masyarakat.
Baca Juga
"Di Indonesia ini jualan produk apa yang tidak laku? makanya penting sekali memproteksi pasar yang besar di dalam negeri sendiri ini agar mampu menyerap produk industri lokal," ujar Heri.
Secara keseluruhan Heri menilai tahun ini akan ada dua skenario pada kinerja industri manufaktur.
Pertama, jika kasus Covid-19 gelombang ini dapat terkendali Agustus maka kinerja positif kemungkinan masih bisa diraih pada kuartal IV/2021. Kedua, jika kasus positif masih belanjut lebih lama maka manufaktur dipastikan akan sedikit terkoreksi.
"Secara akumulasi manufaktur tahun ini tidak lebih buruk dari tahun lalu. Kita juga harus melihat lagi raihan pertumbuhan ekonomi nanti sehingga harapan kita tentunya bulan ini Covid-19 mulai terkendali," ujarnya.