Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Inggris mengatakan akan menghapus serangkaian birokrasi pada impor anggur, sebuah langkah yang dikatakan akan menghemat 10 pence (US$0,14) untuk setiap botol yang diimpor ke Inggris.
Awalnya, anggur yang dikirim ke Inggris dari Uni Eropa (UE), atau sekitar 55 persen dari semua anggur yang dikonsumsi di negara itu, mulai 2022 akan mensyaratkan sertifikat VI-1. Sertifikat ini memerlukan analisis laboratorium terhadap anggur untuk membuktikan bahwa barang tersebut memenuhi peraturan tertentu.
Industri anggur dan minuman beralkohol telah memperingatkan bahwa dokumen ini akan menaikkan harga.
“Memotong birokrasi yang tidak perlu ini akan menempatkan bisnis kami di posisi yang lebih kuat secara internasional,” kata Victoria Prentis, Menteri Departemen Lingkungan, Pangan, dan Urusan Pedesaan, dalam sebuah pernyataan melalui email yang dilansir Bloomberg, Senin (26/7/2021).
Setelah meninggalkan UE, pemerintah Inggris pada awalnya memutuskan untuk mengadopsi sertifikat VI-1 blok tersebut, yang merupakan bagian dari rezim kesehatan dan keselamatannya. Keputusan untuk membatalkan dokumen tersebut mengikuti lobi dari industri anggur, yang memuji langkah tersebut sebagai kemenangan bagi peminum anggur Inggris.
“Kami telah menghabiskan lebih dari dua tahun berkampanye tanpa henti untuk menghindari pengenalan sertifikat impor baru untuk impor anggur UE. Ini benar-benar hasil yang fantastis,” kata Miles Beale, Kepala Eksekutif Asosiasi Perdagangan Anggur.
Baca Juga
Pemerintah Inggris juga menghapus sertifikat VI-1 untuk impor anggur dari negara-negara non-UE termasuk Australia, Selandia Baru, dan Afrika Selatan. Dikombinasikan dengan tindakan Uni Eropa, keputusan tersebut akan menghemat importir anggur sekitar 100 juta poundsterling per tahun.