Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Evakuasi WNA Jepang, Ini Dampaknya Ke Bisnis Properti

Pulangnya WNA Jepang akan berdampak pada permintaan akan pasar apartemen sewa. Meskipun permintaan pasar apartemen sewa sudah mengalami penurunan dari expatriat dari sejak perjalanan internasional mengalami penurunan.
Pemandangan gedung bertingkat di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Pemandangan gedung bertingkat di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Jepang memutuskan untuk memulangkan warganya yang berada di Indonesia, semenjak angka infeksi Covid-19 melonjak di Tanah Air.

Hal ini memicu pertanyaan terkait dengan dampaknya terhadap proyek properti yang bekerja sama dengan kontraktor Jepang. 

Director Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia Arief Rahardjo mengatakan meskipun banyak WNA Jepang kembali ke negara asalnya, namun proyek pembangunan properti yang bekerja sama dengan Jepang tetap berjalan.

"Sepertinya tidak ya. Apalagi kalau proyek yang dibangun tingkat penjualannya sudah tinggi dan harus mengikuti jadwal konstruksi dan rencana handover yang sudah dijanjikan ke pembelinya," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (16/7/2021).

Pulangnya WNA Jepang, lanjutnya, akan berdampak pada permintaan akan pasar apartemen sewa. Meskipun permintaan pasar apartemen sewa sudah mengalami penurunan dari expatriat dari sejak perjalanan internasional mengalami penurunan.

"Dengan adanya evakuasi WNA Jepang saat ini akan menambah berkurangnya permintaan tersebut. Yang saat ini sedang kami update datanya," katanya.

Namun demikian, sejak awal pendemi tahun lalu operator apartemen sewa juga sudah melakukan berbagai strategi baik harga sewa yang lebih negotiable.

"Apartemen sewa juga membidik pasar lokal seperti adanya program staycation agar apartemen tetap bisa hidup," tutur Arief.

CEO Leads Property Indonesia Hendra Hartono menuturlan proyek properti yang paling terdampak oleh evakuasi WNA Jepang ini yakni yang masih dalam tahap rencana, kajian kelayakan atau feasibility study, baru desain, dan atau akan dilakukan joint venture (JV).

Keputusan untuk melakukan investasi akan tertunda, terutama keputusan investasi yang berhubungan dengan kunjungan fisik ke lokasi atau pertemuan fisik sebelum transaksi. Namun proyek yang sedang berjalan, tetap dilaksanakan pembangunan.

"Mereka akan melakukan penundaan. Ini artinya ada potential lost, sedangkan proyek yang sudah jalan akan tetap diteruskan," ucapnya. Dia menilai keputusan penundaan akan dilakukan kepada proyek yang masih dalam rencana maupun dalam kajian kelayakan.

"Penundaan ini hanya sifatnya sementara bergantung pada penanganan pandemi Covid-19," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper