Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melaporkan kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per 31 Maret 2024 masih mencatatkan surplus dengan nilai Rp8,1 triliun.
“Posisi total APBN Kita masih surplus Rp8,1 triliun atau 0,04% dari GDP, keseimbangan primer Rp122,1 triliun,” tuturnya dalam Konferensi Pers APBN Kita edisi April, Jumat (26/4/2024).
Membandingkan dengan periode APBN per 15 Maret 2024, surplus mencapai Rp22,8 triliun. Artinya hingga akhir Maret lalu, surplus negara semakin menipis.
Dari sisi pendapatan, Bendahara Negara tersebut mencatat telah mengumpulkan Rp620,01 triliun ke dalam kas negara.
Capaian ini mencakup 22,1% dari target penerimaan, namun tercatat menurun 4,1% secara tahunan atau year-on-year (yoy).
“Tahun 2022 dan 2023 growth penerimaan negara sangat tinggi, kami memahami ada koreksi tapi tetap hati hati,” tuturnya.
Baca Juga
Sementara untuk belanja, Sri Mulyani telah mengeluarkan Rp611,9 triliun atau 18,4% dari pagu belanja tahun ini.
Belanja negara tumbuh 18% (yoy) atau tumbuh lebih tinggi dari tahun sebelumnya karena belanja cukup banyak di keluarkan pada kuartal pertama dengna adanya penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu).
Lebih lanjut, Sri Mulyani memaparkan secara umum kondisi APBN sampai dengan kuartal I/2024 ini masih dalam track Undang-Undang (UU) No. 9/2023.
Keuangan negara terlihat cukup positif, namun Sri Mulyani mengaku terus waspada karena memasuki kuarta II/2024 terjadi banyak perubahan dalam geopolitik dan ekonomi global.
“Kondisi ini berimbas pada perekonomian seluruh dunia dan Indonesia termasuk terhadap APBN,” lanjutnya.