Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Rate Naik jadi 6,25%, Margin Bisnis Properti Dikhawatirkan Makin Tipis

Pengusaha menilai kenaikan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25% akan berdampak pada
Suasana proyek pembangunan perumahan subsidi di kawasan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (2/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Suasana proyek pembangunan perumahan subsidi di kawasan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (2/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com - Pengusaha menilai margin bisinis properti berisiko makin ramping seiring dengan langkah Bank Indonesia (BI) yang kembali memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25%.

Hal tersebut dilakukan dalam rangka memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak memburuknya risiko global. Di samping itu, penetapan kenaikan BI Rate juga dilakukan sebagai langkah pre-empative untuk memastikan inflasi tetap terjaga.

Terlebih, dalam beberapa waktu belakangan volatilitas rupiah sempat anjlok ke level Rp16.200 per dolar AS atau level terendah sejak 2020 silam.

Seiring dengan hal itu, bisnis properti menjadi salah satu yang terdampak usai BI memutuskan menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,25%.

Wakil Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Bambang Ekajaya, mengaku penetapan kenaikan suku bunga acuan menjadi 6,25% tersebut menjadi yang tertinggi sejak 2016.

Dia tak menampik bahwa hal tersebut bakal berdampak menggerus margin bisnis para pengembang dan berdampak pada meningkatnya kenaikan bunga KPR bagi para konsumen.

Ditambah, pelemahan harga rupiah juga akhirnya berdampak pada mahalnya material impor hingga menstimulasi peningkatan biaya konstruksi.

"Jadi di satu sisi konsumen akan menghadapi kenaikan bunga KPR. Di sisi developer,  juga akan mengalami biaya pembangunan. Sehingga kiri kanan terdampak," tuturnya kepada Bisnis, Kamis (25/4/2024).

Kendati demikian, Bambang memastikan bahwa penetapan kenaikan BI rate tidak akan serta merta membuat pengembang langsung menaikkan suku bunga. Mengingat, saat ini kondisi pasar juga belum sepenuhnya pulih pasca-Pandemi Covid-19.

"Yang bisa kami lakukan tentu bertahan. Bertahan dengan mengurangi margin profitnya," pungkas Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Alifian Asmaaysi
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper