Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) memperkirakan memanasnya konflik di wilayah Timur Tengah tidak akan berdampak besar pada pasar properti di dalam negeri.
Chief Marketing Officer Kota Podomoro Tenjo, Zaldy Wihardja, menjelaskan optimisme pada pasar properti Tanah Air tersebut seiring dengan masih besarnya tingkat kebutuhan hunian saat ini.
"Kekhawatiran [memanasnya konflik Iran - Israel] sih ada, tapi sejauh ini saya lihat orang sudah kebal. Karena the life must go on kalau kita lihat konsumen kita," tuturnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (23/4/2024).
Di samping itu, imbuh Zaldy, mayoritas material yang digunakan dalam proses konstruksi produk masih menggunakan material dalam negeri sehingga dampak kenaikan harga material diproyeksi tidak akan signifikan dalam memengaruhi portofolio penjualan perseroan.
Lebih lanjut, Zaldy memastikan bahwa pihaknya tidak akan mengerek harga-harga produk yang dipasarkan dalam waktu dekat.
"Tidak ada dampak yang signifikan pada penjualan kita kemarin meski ada geopolitik Israel hingga ada pemilu. Saya lihat juga sejauh ini belum ada dampak ke harga," imbuhnya.
Baca Juga
Sejalan dengan hal itu, APLN tetap optimistis bakal menjaga penjualan dapat bergerak positif pada tahun ini. Khusus untuk produk Kota Podomoro Tenjo, target penjualan pemasaran atau marketing sales yang dibidik tembus Rp800 miliar pada 2024.
Adapun, bila mengacu pada laporan keuangan APLN sepanjang 2023, perseroan tercatat membukukan penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp4,67 triliun. Posisinya tersebut turun 46% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp8,66 triliun pada 2022.
Perinciannya, portofolio penjualan tersebut ditopang oleh penjualan pusat perbelanjaan sebesar Rp1,3 triliun dan penjualan rumah tapak Rp1,18 triliun.
Kemudian, disusul oleh penjualan apartemen Rp489,74 miliar, rumah toko Rp129 miliar, kios dan gerai Rp40,8 miliar, tanah Rp32,56 miliar, kantor Rp15,78 miliar dan rumah kantor Rp15,73 miliar.
Di samping itu, pendapatan usaha APLN juga disumbang oleh recurring income berupa hotel Rp911,01 miliar, pendapatan sewa Rp545,33 miliar dan lain-lain Rp18,87 miliar.