Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mendag Pede Ekspor ke AS Tetap Moncer di Tengah Tarif Trump 19%

Mendag optimis ekspor RI ke AS tetap meningkat meski tarif 19%, karena tarif pesaing lebih tinggi. Surplus ekspor semester I/2025 capai US$9,9 miliar.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso ketika ditemui di Pusat Grosir Cililitan, Jakarta Timur, Rabu (23/7/2025). - BISNIS/Ni Luh Anggela.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso ketika ditemui di Pusat Grosir Cililitan, Jakarta Timur, Rabu (23/7/2025). - BISNIS/Ni Luh Anggela.
Ringkasan Berita
  • Menteri Perdagangan Budi Santoso optimistis produk Indonesia dapat bersaing di pasar Amerika Serikat meskipun dikenai tarif resiprokal 19%.
  • Indonesia memiliki keunggulan tarif dibandingkan pesaing utama seperti China, Vietnam, dan India yang dikenai tarif lebih tinggi.
  • Surplus ekspor Indonesia ke AS mencapai US$9,9 miliar pada semester I/2025, menunjukkan potensi peningkatan nilai ekspor hingga akhir tahun.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso meyakini bahwa produk Indonesia akan kian mudah merambah pasar Amerika Serikat (AS) meskipun dikenai tarif resiprokal sebesar 19% oleh Presiden AS Donald Trump.

Menurutnya, besaran tarif itu terbilang kecil dibandingkan pesaing utama perdagangan Tanah Air lainnya seperti China, Vietnam, dan India yang dikenakan tarif resiprokal lebih dari 19%.

“Ya kita optimistis ya, kalau pasar [ekspor ke] Amerika terus tetap bergairah, berarti kita semakin mudah masuk ke sana,” katanya saat ditemui di Kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Rabu (6/7/2025).

Dia berpandangan bahwa tingkat tarif itu menandakan bahwa Indonesia tidak bersaing dari nol, melainkan selangkah lebih maju dibandingkan dengan negara lain.

Terkait negara-negara Asia Tenggara lainnya yang juga dikenakan tarif 19% seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina, Busan mengaku tak khawatir karena ketiga negara itu bukan termasuk pesaing utama RI.

“Tidak apa-apa, itu bukan pesaing utama kita. Kita bisa bersaing dengan mereka,” tuturnya.

Lebih lagi, Budi menyampaikan bahwa surplus ekspor Indonesia ke AS sepanjang semester I/2025 mencapai US$9,9 miliar, menandakan bahwa produk dalam negeri bisa bersaing di negeri Paman Sam.

Dia lantas memproyeksikan bahwa nilai ekspor Indonesia dapat meningkat hingga akhir tahun, selagi mendorong optimalisasi perdagangan atas situasi tersebut.

“Makanya kita bagaimana memanfaatkan utilisasi ini secara optimal, ya Kita mendorong bersama-sama pelaku usaha supaya memanfaatkan kesempatan ini,” pungkas Budi.

Berdasarkan catatan Bisnis, nilai ekspor Indonesia pada paruh pertama tahun ini mencapai US$135,41 miliar, tumbuh 7,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$125,73 miliar. 

Perinciannya, ekspor migas tercatat sebesar US$7,03 miliar, sedangkan ekspor nonmigas mencapai US$128,39 miliar.

Sementara itu, surplus neraca perdagangan pada enam bulan pertama 2025 mencapai US$19,48 miliar. Surplus ini berasal dari surplus nonmigas senilai US$28,31 miliar yang diimbangi oleh defisit migas sebesar US$8,83 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro