Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha forwarder dan logistik di pelabuhan Tanjung Priok kecewa karena tidak adanya kepastian hingga kapan sistem Customs-Excise Information System and Automation (CEISA) Kepabeanan ekspor impor bisa berfungsi kembali normal.
Kejadian kali ini pun diklaim merupakan kejadian terburuk setelah migrasi ke data centre (DC) Pusintek pada 2013.
Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta Adil Karim mengatakan salah satu akibatnya terhentinya layanan sistem tersebut, kegiatan ekspor impor melalui pelabuhan tersibuk di Indonesia Tanjung Priok, terancam stagnasi. Terhitung, kata dia, sejak pekan lalu hingga hari ini, Selasa (13/7/2021), mayoritas perusahaan anggota ALFI tidak bisa memproses dokumen ekspor impor melalui sistem CEISA.
Menurutnya, Ditjen Bea Cukai Kemenkeu seharusnya tidak serampangan dalam melakukan upgrade sistem CEISA tanpa ada backup sistem terlebih dahulu.
"Jelas ini upgrade sistem ada yang tidak beres, kok sudah enam hari tidak rampung-rampung. Seharusnya kalau infrastruktur web base CEISA 4.0 belum firm atau memadai jangan melangkah dulu ke CEISA 4.0. Kita semua pelaku usaha logistik sekarang yang kena imbasnya. Siapa yang bertanggung jawab terhadap munculnya biaya tambahan seperti storage dan closing time? Apa pemerintah mau menanggung itu semua?" ujarnya melalui siaran pers, Selasa (13/7/2021).
CEISA milik Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kemenkeu telah mengalami mengalami gangguan sejak Kamis pekan lalu hingga sekarang ini, atau sudah berlangsung selama 6 hari.
Sayangnya, dia melihat belum ada solusi yang mumpuni oleh pihak Ditjen Bea dan Cukai Kemenkeu terhadap masalah itu. Bahkan penjelasan konkret dari instansi itu juga hingga kini tidak ada. Padahal ratusan dokumen ekspor impor yang diajukan melalui sistem CEISA tidak bisa diproses. Tak hanya itu, persoalan ini merupakan masalah penting dan berskala nasional, buka hanya di pelabuhan Tanjung Priok.
Setidaknya, kata dia, sudah ada tiga kali pemberitahuan dari CEISA Command Centre sejak sistem itu bermasalah. Awalnya, pelaku usaha hanya diberitahukan bahwa perbaikan sistem CIESA akan rampung pada Selasa (13/7/2021) dini hari, tetapi molor lagi dan diinfokan akan rampung pada pukul 13.00 WIB dihari yang sama.
"Hingga Selasa Siang [13/7/2021] pada pukul 14.07 WIB, CEISA Command Centre kembali menginformasikan bahwa pengaktifan sistem itu ditunda sementara waktu sampai waktu yang belum ditentukan. Pelaku usaha di lapangan sekarang ini terombang-ambing, tidak jelas apa solusinya untuk layanan ekspor impor tersebut,” imbuhnya.
Adapun, CEISA Command Center pada Selasa siang kembali mengumumkan bahwa sehubungan dengan penyempurnaan proses Switch Over sistem CEISA ke Disaster Recovery Center (DRC), bersama ini diinformasikan pengaktifan sistem CEISA ditunda untuk sementara waktu. Dokumen Impor, Ekspor, dan TPB yang sudah terkirim akan tetap diselesaikan melalui sistem CEISA. Direktorat IKC akan memberikan informasi data tersebut melalui format Excel.
Terhadap dokumen yang belum dikirim untuk dilayani secara manual sebagaimana sebelumnya sesuai dengan keadaan Kahar yang sedang berlangsung saat ini.