Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga membeberkan sejumlah produk makanan dan minuman olahan yang menjadi penyumbang besar ekspor nonmigas. Produk udang kemasan dan kopi instan menjadi produk makanan olahan yang paling banyak diekspor Indonesia.
“Udang kemasan paling banyak dikirim ke Amerika Serikat yang pangsanya 78,8 persen dari total ekspor udang kemasan,” kata Jerry dalam webinar Investor Daily, Selasa (13/7/2021).
Amerika Serikat menjadi importir terbesar udang kemasan, lalu disusul oleh Jepang dengan pangsa 11,0 persen, Puerto Rico 1,6 persen, Inggris 1,5 persen, dan Kanada 1,3 persen.
Secara nilai, total ekspor udang kemasan sepanjang 2020 mencapai US$875,0 juta atau naik 21,07 persen dibandingkan dengan nilai ekspor pada 2019. Sementara dalam kurun Januari sampai Mei 2021, ekspor udang kemasan bernilai US$417,62 juta atau naik 22,37 persen dibandingkan dengan periode yang sama setahun sebelumnya.
Ekspor kopi instan menjadi produk makanan olahan lainnya yang menyumbang ekspor dalam jumlah fantastis. Sepanjang 2020, ekspor produk ini menyentuh US$524,27 juta atau turun 12,69 persen secara tahunan. Meski demikian, ekspor sepanjang Januari sampai Mei 2021 memperlihatkan kenaikan 34,37 persen menjadi US$261,66 juta.
Selain kedua produk ini, makanan dan minuman olahan yang paling banyak diekspor mencakup kategori makanan olahan lainnya senilai US$232,61 juta selama Januari sampai Mei 2021, waffles dan wafers senilai US$169,72 juta, ikan kemasan dengan nilai US$137,61 juta, dan mie instan senilai US$137,61 juta.
Secara total 15 besar ekspor makanan dan minuman olahan membukukan nilai US$1,80 miliar pada 5 bulan pertama 2021. Nilai ini setara dengan 95,64 persen dari total ekspor makanan dan minuman olahan yang mencapai US$1,84 miliar.
“Top 15 produk olahan dari Indonesia mencapai 95,64 persen dari total nilai ekspor mamin olahan,” kata Jerry.