Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementerian BUMN Tunda Sebagian Konstruksi Tol Trans Sumatra

Salah satu pendorong penundaan konstruksi tersebut adalah biaya konstruksi yang cukup besar.
Foto udara Tol Pekanbaru-Dumai di Riau, Sabtu (26/9/2020). Tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131,5 Kilometer ini baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 26 September kemarin dan merupakan bagian dari Tol Trans Sumatera sepanjang 2.878 kilometer. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Foto udara Tol Pekanbaru-Dumai di Riau, Sabtu (26/9/2020). Tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131,5 Kilometer ini baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 26 September kemarin dan merupakan bagian dari Tol Trans Sumatera sepanjang 2.878 kilometer. ANTARA FOTO/FB Anggoro

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan akan menunda penugasan konstruksi Jalan Tol Trans-Sumatra (JTTS) tahap III yang seharusnya dilakukan oleh PT Hutama Karya (Persero).

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa salah satu pendorong penundaan konstruksi tersebut adalah biaya konstruksi yang cukup besar.

Oleh karena itu, Kartika mengatakan, pihaknya saat ini juga tengah mendiskusikan apakah konstruksi JTTS tahap II dapat dilakukan sebelum 2024.

“[Konstruksi JTTS] tahap III yang menyambungkan Dumai dan Sigli akan ditunda sampai pemerintahan berikutnya. Kami sedang menyusun Perpres [Peraturan Presiden] untuk merefleksikan hal ini,” katanya dalam rapat dengan pendapat dengan Komisi VI DPR, Kamis (8/7/2021).

Dalam catatan Bisnis, konstruksi JTTS tahap II terdiri dari tiga ruas sepanjang 574 kilometer dan membutuhkan investasi senilai Rp101,12 triliun. Sementara itu, JTTS tahap III terdiri dari empat ruas sepanjang 608 kilometer dengan estimasi investasi 117,56 triliun.

Adapun, konstruksi JTTS tahap I terdiri dari 13 ruas dengan total panjang 1.065 kilometer dan menelan investasi hingga Rp152,28 triliun. Hutama Karya masih melakukan konstruksi terhadap tujuh ruas sepanjang 544 kilometer, dan telah mengoperasikan sekitar tujuh ruas sepanjang 531 kilometer.

Selain menunda konstruksi JTTS tahap III, Kartika mengatakan bahwa pihaknya juga akan menstruktur ulang pendanaan kepada Hutama Karya terkait konstruksi JTTS.

Kartika berharap restrukturisasi pendanaan tersebut akan memastikan jadwal PMN pada Hutama Karya dan memberikan kepastian dukungan shortfall cashflow lebih tepat waktu.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahadian mengatakan bahwa pihaknya akan fokus membangun dan melakukan preservasi pada jalan nasional nontol pada 2022.

Namun demikian, pemerintah berkomitmen akan tetap membangun jalan tol baru yang telah masuk pipeline.

Beberapa jalan tol baru yang dimaksud adalah jalan tol Palembang—Pekanbaru, jalan tol akses Patimban, Yogyakarta—Bawen, Solo—KulonProgo, dan Cileunyi—Garut—Tasikmalaya (Cigatas). Dengan kata lain, pemerintah akan membatasi konstruksi jalan tol baru pada tahun depan.

“Kami fokus bagaimana menuntaskan, memanfaatkan, dan mendayagunakan apa yang sudah terbangun. Tujuannya memastikan bahwa apa yang sudah dan sedang terbangun memiliki manfaat maksimal,” katanya belum lama ini.

Sekadar diketahui, jalan tol Palembang—Pekanbaru yang dimaksud Hedy terdiri dari tiga ruas, yakni Betung—Tempino—Jambi, Jambi—Rengat, dan Rengat—Pekanbaru. Total panjang jalan tol tersebut akan mencapai 574 kilometer dengan perkiraan investasi Rp101,12 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper