Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Curhatan Pengusaha Bus Jelang Pemberlakuan PPKM Darurat

Bos Sumber Alam memilih untuk pasrah terkait dengan aturan PPKM Darurat yang akan berlaku.
Calon penumpang bus antar kota antar provinsi (AKAP) berada di dekat loket pembelian tiket di Terminal Pulo Gebang di Jakarta, Kamis (23/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Calon penumpang bus antar kota antar provinsi (AKAP) berada di dekat loket pembelian tiket di Terminal Pulo Gebang di Jakarta, Kamis (23/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - PO Sumber Alam mengeluhkan penurunan jumlah penumpang yang signifikan sepanjang Juni 2021. Padahal, saat ini merupakan momen libur sekolah yang merupakan salah satu kesempatan memanen penumpang.

Pemilik PO Sumber Alam Anthony Steven Hambali mengaku hanya bisa pasrah dan taat pada peraturan pemerintah yang masih membatasi kapasitas angkut selama pandemi Covid-19.

Terlebih, saat ini Kementerian Perhubungan bersama Satgas Penanganan Covid-19 juga tengah menggodok aturan pengetatan syarat perjalanan terkait dengan penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

"Bulan Juni ini trennya terus menurun setiap minggu. Padahal liburan anak sekolah biasa ramai dari kedua sisi, Jogja dan Jakarta," katanya kepada Bisnis.com, Rabu (30/6/2021).

Menurut Anthony, bila benar pemerintah akan menerapkan kembali pengetatan perjalanan, bisa dipastikan bisnisnya terdampak sangat besar.

Lebih lanjut dia mengungkapkan bahwa sepanjang 2021, omset bisnisnya memang sudah meningkat dua kali lipat dibandingkan 2020. Namun, angka tersebut baru 20 persen bila dibandingkan periode sebelum pandemi (2019).

"Tahun 2021 ini omsetnya sudah dua kali dari 2020. Tapi kalau dibandingkan 2019, hanya 20 persennya saja. Jadi penurunannya masih 80 persen dari kondisi normal sebelum pandemi," sebutnya.

Dia menambahkan, bila pemerintah menerapkan kebijakan pengetatan baru tanpa mengeluarkan kebijakan khusus bagi sektor transportasi orang, maka semester kedua ini akan banyak kredit macet yang berdampak terhadap penjualan aset.

"Harapannya tentu pemerintah segera mengeluarkan kebijakan ekonomi. Kami siap setop operasi asal lembaga keuangan juga disetop sementara hingga angka pandemi menunjukkan tren turun. Lalu sembari menunggu, kru dan karyawan diberikan bantuan," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmi Yati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper