Bisnis.com, JAKARTA – Rencana merger Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pelabuhan PT Pelabuhan Indonesia I - IV (Persero) akan dimulai pada tahun ini yang terbagi atas tiga fase hingga 2025.
Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartono mengatakan melalui integrasi, Pelindo akan memiliki kontrol dan kendali strategis yang lebih baik. Pengembangan perencanaan akan menjadi lebih holistik untuk jaringan pelabuhan yang akhirnya dapat menurunkan biaya logistik. Dengan integrasi ini, ke depannya Pelabuhan di Indonesia akan berada pada urutan ke-8 dunia.
Pada fase pertama, paparnya, yang dimulai pada 2021-2022 akan berfokus kepada penyelarasan bisnis pasca standarisasi dan integrasi operasi dan komersial. Arif berharap pada fase pertama ini tak ada gangguan operasi baik dari luar yakni pelayaran dan konsumen termasuk laporan konsolidasi.
Fase kedua, yakni pada 2023 - 2024 merupakan ekspansi bisnis lewat kemitraan. Menurutnya, hal ini bisa mulai dijalankan kalau sinergi dengan BUMN lainnya terkait dengan pelabuhan. Kolaborasi akan dilakukan dengan pelayaran domestik dan global untuk peningkatan konektivitas laut. Selain itu, pengembangan konektivitas dan ekosistem logistik melalui kerja sama dengan pelaku logistik darat.
“Terakhir adalah ekspansi regional dan internasional mulai 2025. Caranya dengan pemanfaatan teknologi digital dalam bisnis kepelabuhanan dan bisnis pendukungnya. Juga kerja sama dengan kawasan industri untuk peningkatan arus barang,” ujarnya, Rabu (30/6/2021).
Arif yang juga Ketua Organizing Committee (OC) Integrasi Pelindo menegaskan indikator keuangan dengan dimulainya integrasi pada tahun ini dan mendatang adalah peningkatan pendapatan, laba bersih, keuntungan, serta dividen kepada negara dibandingkan dnegan kinerja sebelum penggabungan. Sementara itu, dari sisi non keuangan, akan dikukur lewat peningkatan pergerakan dan volume dan konektivitas kepada ekosistem logistik.
Baca Juga
Misalnya saja peningkatan jumlah pelabuhan yang terkoneksi dan standarisasi, produktivitas sandar kapal maupun volume peti kemas dan no peti kemas yang dilayani.
Selanjutnya, kata Arif, supaya eksekusi dan pengembangan BUMN Pelabuhan dapat lebih fokus sesuai dengan lini bisnisnya, Pelindo Terintegrasi akan dikelompokan ke dalam klaster-klaster bisnis. Empat klaster yang akan dibentuk setelah penggabungan BUMN Pelabuhan, yaitu peti kemas, non petikemas, logistik & hinterland development, dan marine, equipment & port services.
Di bawah empat klaster tersebut juga akan ada anak-anak usaha yang dikelompokkan bidang usahanya. Mereka hanya akan berfungsi sebagai maintenance dan operator.
“Perlu kami sampaikan, dari pelanggan eksisting Pelindo I-IV, untuk peti kemas sekitar 70-80 persen sama, pola operasinya juga sama. Kalau terintegrasi dari ujung ke ujung jadi satu entitas akan mempermudah perkapalan,” imbuhnya.