Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dugaan Manipulasi Investasi, 21.308 Lapangan Kerja di 2019 Terindikasi Fiktif

Pada 2019 untuk setiap Rp1 triliun dari investasi diasumsikan mampu menyerap 1.438 orang. Dengan adanya indikasi investasi fiktif senilai Rp15,22 triliun, artinya terdapat lebih dari 21.308 lapangan kerja yang juga terindikasi fiktif.
Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar ./JIBI-Dedi Gunawan
Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar ./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Indikasi manipulasi pencatatan realisasi investasi oleh BKPM pada 2019 dalam temuan Badan Pengawas Keuangan (BPK) senilai Rp15,22 triliun dinilai dapat turut mengurangi angka real dari penyerapan tenaga kerja dari instrumen penanaman modal.

Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar mengatakan pada 2019 terdapat sekitar 2,5 juta tenaga kerja yang diserap dari skema investasi. Namun, dengan adanya indikasi investasi fiktif senilai Rp15,22 triliun jumlah tersebut diasumsikan ikut tergerus.

"Pada 2019, penyerapan tenaga kerja dari instrumen investasi sekitar 2,5 juta orang. Namun, jika benar terjadi kecurangan angka tersebut bisa direvisi. Dengan demikian, penyerapan 2015 - 2019 sebanyak 11,29 juta juga berpotensi tergerus," ujar Timboel, Senin (28/6/2021).

Timboel menjelaskan bahwa pada 2019 untuk setiap Rp1 triliun dari investasi diasumsikan mampu menyerap 1.438 orang. Dengan adanya indikasi investasi fiktif senilai Rp15,22 triliun, artinya terdapat lebih dari 21.308 lapangan kerja yang juga terindikasi fiktif.

Untuk itu, sambung Timboel, Kementerian Investasi perlu segera memberikan klarifikasi. Sebab, pemerintah dinilai perlu memperbaiki citra sehingga dugaan manipulasi investasi tersebut tidak justru menjadi kebenaran bagi para investor.

Lebih jauh, dia mengungkapkan terdapat risiko bahwa upaya pemerintah dalam memacu pemasukan negara melalui instrumen investasi bisa menjadi kontraproduktif dengan tujuan menambah pundi-pundi negara dan pemulihan pasar kerja Tanah Air dalam rangka mengakhiri defisit angkatan kerja.

"Ini harus segera diklarifikasi dan jangan sampai menjadi bola liar dan menimbulkan citra buruk terhadap inverstor, terutama investor asing," ujarnya.

Akhirnya, jelas Timbul, hal tersebut juga ini juga akan berpengaruh terhadap pembukaan lapangan kerja ke depannya. "
Kami berharap investasi menjadi penopang bagaimana kita bisa mendapatkan lapangan kerja. Presiden Joko Widodo harus segeramerespons ini," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper