Bisnis.com, JAKARTA – Lonjakan kasus Covid-19 di dalam negeri beberapa pekan terakhir mulai membuat pelaku industri alas kaki mengantisipasi penurunan permintaan.
Pelemahan permintaan diperkirakan akan datang dari pasar dalam negeri dan berpengaruh pada pemesanan bahan baku.
Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakrie mengatakan pemesanan bahan baku impor biasanya menyesuaikan permintaan alas kaki di pabrik. Dia memperkirakan permintaan dari pabrik yang memenuhi kebutuhan ritel nasional berisiko berkurang dan mengulang situasi tahun lalu.
“Kami sebenarnya menunggu order untuk menghadapi sekolah tatap muka pada semester baru dan persiapan akhir tahun. Namun jika kondisi seperti sekarang kami khawatir penjualan ritel akan menahan order dan cenderung wait and see,” kata Firman, Kamis (24/6/2021).
Berkaca pada situasi tahun lalu, Firman menceritakan buyer dari merek domestik cenderung menahan pemesanan ketika kasus pertama Covid-19 diumumkan, padahal saat itu pabrik tengah mempersiapkan produksi demi mengantisipasi permintaan Ramadan dan Lebaran.
“Begitu ada pandemi mereka hold dan ketika PSBB mereka membatalkan pemesanan. Kami khawatir hal serupa terulang,” lanjutnya.
Baca Juga
Hal sebaliknya terjadi pada produksi alas kaki untuk pasar ekspor. Firman mengemukakan pemesanan dari luar negeri tetap berlanjut meski gelombang perdana pandemi terjadi di banyak destinasi ekspor seperti Amerika Serikat dan Eropa. Ekspor alas kaki bahkan mencatatkan pertumbuhan 8,96 persen sepanjang 2020 dibandingkan dengan 2019.
Kontribusi nilai ekspor terhadap total penjualan alas kaki yang diproduksi di dalam negeri tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan penjualan untuk pasar domestik. Meski volume ekspor sepatu hanya di kisaran 400 juta pasang dari total 1,9 miliar pasang yang diproduksi per tahun, secara nilai kontribusinya melebihi 70 persen.
“Untuk ekspor kami optimistis tetap baik dan sampai Desember bisa tumbuh dua digit. Tahun lalu hanya didorong oleh sport shoes saja bisa tumbuh. Sementara pada 2021 ini sudah mulai ada order untuk sepatu outdoor dan aktivitas publik,” katanya.
Nilai ekspor alas kaki dengan kode HS 64 pada Januari sampai April 2021 tercatat mencapai US$1,99 miliar. Nilai ekspor ini naik 13,25 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu dengan nilai US$1,76 miliar.