Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren Frozen Food Bakal Pacu Pasar Rantai Dingin hingga Rp200 Triliun

Peningkatan penjualan beku juga didorong dari penjualan rumahan karena banyak masyarakat yang berminat menjadi distributor.
Ilustrasi makanan beku
Ilustrasi makanan beku

Bisnis.com, JAKARTA — Industri rantai pendingin melihat besar peluang besar dari tren frozen food atau makanan beku pada tahun ini.

Adapun, produk makanan beku mampu mencatatkan kenaikan permintaan 17 persen pada tahun lalu.

Ketua Umum Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) Hasanuddin Yasni mengatakan dari sisi ritel, ekspansi sejumlah Indomaret dan Alfamart yang ingin menjadi hub penyimpanan makanan beku cukup menjadi pendorong pertumbuhan transaksi makanan beku.

Tak hanya itu, ada pula minimarket Prima yang fokus pada unggas beku sehingga menjadikan investasi cold chain semakin menarik ke depannya.

"Per tahun lalu transaksi frozen food sekitar Rp670 triliun, sampai 2025 nanti diproyeksi akan mencapai Rp1.050 triliun. Nah, industri cold chain biasanya 20 persen dari nilai transaksinya berarti bisa mencapai sekitar Rp200 triliun dari distribusi sekarang yang masih sekitar Rp80 triliun," katanya kepada Bisnis, Rabu (16/6/2021).

Yasni menyebut melejitnya penjualan beku saat ini juga didorong dari penjualan rumahan, di mana masyarakat sudah banyak yang berminat menjadi distributor untuk melayani pembelian di seputar wilayah atau kompleknya. Hal itu, juga sesuai dengan data penjualan elektronik produk kulkas yang masih mencatatkan pertumbuhan penjualan selama pandemi.

Tak hanya itu, penjualan cash freezer juga meningkat 15-20 persen tahun lalu. Pada produk cash freezer ini bahkan tak sedikit anggota ARPI yang memiliki binaan UMKM untuk membantu penyediaan produk hingga penggunaan dan perawatannya.

Kolaborasi dengan UMKM ini kerap memberi kemudahan pembelian produk dengan cicilan enam bulan atau skema yang serupa lainnya.

"Termasuk farmasi banyak rencana besar perusahaan farmasi yang akan menjadikan Indonesia sebagai hub pabriknya di tingkat Asean. Jadi ekspansi pabrikan sampai 2025 saya rasa akan baik dan utilisas bisa mencapai 80 persen nantinya," ujar Yasni.

Yasni menambahkan sejumlah investasi baru juga akan banyak tumbuh di wilayah-wilayah yang saat ini masih kosong dengan fasilitas cold chain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper